Tuesday, January 28, 2020

PERIODE KEMUNDURAN PENDIDIKAN ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah
Pendidikan Islam secara khusus tidak dapat disamakan dengan
makna pendidikan secara umum. Pendidikan Islam dikenal dan
diyakini oleh penganut agama Islam sebagai suatu kegiatan pendidikan
yang bersumber dari pokok ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan al-Hadits
sebagai penjelasnya. Pendidikan Islam yang mulai dirintis sejak turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW mengalami pasang dan surut seiring dengan panjang nya perjalanan yang dialui oleh rasulullah hingga masa sekarang. Hal tersebut bergantung pada bagaimana pelaku sejarah pada masanya itu melaksanakan proses pendidikan.
Puncak kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan berkembang
pesatnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah
formal di berbagai pusat kebudayaan Islam. Hal ini dipengaruhi oleh
jiwa dan semangat kaum muslimin pada waktu itu yang sangat menghayati dan sangat mengamalkan ajaran Islam. Namun pendidikan Islam yang pernah mengalami masa puncak kejayaan tersebut, lambat laun mulai mengalami kemerosotan dan kemunduran jika dibandingkan dengan masa sebelumnya. Peristiwa ini belangsung sejak jatuhnya kota Baghdad di bagian Timur dan kota Cordoba di bagian Barat yang keduanya adalah menjadi pusat pendidikan Islam pada waktu itu. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga menjadi sebab
kemunduran pendidikan Islam.
Dengan demikian, dalam sebuah lembaga pendidikan pasti terjadi
pertumbuhan dan perkembangan, dan ini sama halnya dengan
pendidikan Islam. Dalam pendidikan Islam ada beberapa masa yaitu
masa perintisan, masa kejayaan, masa kemunduran, dan ada pula masa
pembaharuan. Maka dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan
beberapa bagian penting yang terkait dengan masa kemunduran pendidikan islam.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Sejarah Kemunduran Pendidikan Islam Itu Berlangsung ?
2.      Apa Sebab Terjadinya Kemunduran Pendidikan Islam ?
3.      Dalam Bidang Apa Saja Kemunduran Pendidikan Islam Itu Terjadi ?
C.     Tujuan penulisan
1.      Untuk Mengetahui Masa Kemunduran Pendidikan Islam
2.      Untuk Mengetahui Sebab Terjadinya Kemunduran Pendidikan Islam
3.      Untuk Mengetahui Berbagai Bidang Kemunduran Pendidikan Islam
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Kemunduran Pendidikan Islam
Sejak awal, dalam pemikiran Islam terlihat dua pola yang saling berlomba
mengembangkan diri dan mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan pola
pendidikan umat Islam. Dari pola pendidikan tradisional yang berdasarkan pada wahyu kemudian berkembang ke pola pendidikan sufi yang lebih ke aspek batiniah dan akhlak atau budi pekerti. Sedangkan pola pemikiran yang rasional yang mementingkan akal pikiran.
Pada masa kejayaannya, kedua pola menghiasi dunia Islam yang saling melengkapi. Namun setelah pola pemikiran rasional diambil alih dunia barat dan dunia Islam meninggalkannya maka dunia Islam tinggal pemikiran sufistis yang memang memperhatikan kehidupan batin, sehingga mengabaikan dunia material. Disinilah pendidikan dan kebudayaan Islam mengalami kemunduran.
Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M - 1500 M. Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam, kemunduran itu berasal dari berkembangnya pola pemikiran tradisional secara meluas. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung menjadikan fatwa Ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted).
Di saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia Eropa malah sebaliknya yang mana mereka mengalami kebangkitan dan kemajuan yang pesat mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam. Ilmu Pengetahuan dan filsafat tumbuh dengan subur di tempat-tempat orang Eropa. Akibatnya bila pola fikir tradisional yang berkembang di dunia Islam terus tertanam dan tumbuh subur, maka di Eropa pola pemikiran rasional lah yang didasarkan pada filsafat rasionalnya. Ibnu Rusyd yang memacu kebangkitan mereka melalui gerakan-gerakan kebangkitan. Hal ini merupakan penyebab beralihnya secara drastis pusat pendidikan dari dunia Islam ke Eropa.
 Peristiwa ini belangsung sejak jatuhnya kota Baghdad di bagian Timur dan kota Cordova di bagian Barat yang keduanya adalah menjadi pusat pendidikan Islam pada waktu itu. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga menjadi sebab kemunduran pendidikan Islam.
M.M. Sharif dalam bukunya muslim thought, mengungkapkan gejala kemunduran pendidikan islam dan kebudayaan islam tersebut sebagai berikut : “telah kita saksikan bahwa pemikiran islam telah melaksanakan satu kemajuan yang hebat dalam jangka waktu yang terletak diantara abad ke VIII dan abad ke XIII M. Kemudian  kita memperhatikan hasil hasil yang diberikan kaum muslimin kepada eropa, sebagai satu perbekalan yang matang untuk menjadi dasar pokok dalam mengadakan pembangkitan eropa  (renasissance).”
Selanjutnya yang di ungkapkan oleh M.M sharif, bahwa pemikiran islam menurun setalah abad ke XIII M dan terus melemah sampai abad ke XVII M. Diantara sebab-sebab melemahnya pikiran islam tersebut antara lain dilukiskannya sebagai berikut : [1]
1.      Telaah berkelebihan filsafat islam (yang bercorak sufistis) yang dimasukan oleh Al-Ghazali dalam alam islami ditimur, dan berlebihan pula ibnu rusyd dalam memasukan filsafat islamnya (yang bercorak rasionalitas) kedalam dunia islam di barat. Al-ghazali mendapat sukses di timur, hingga pendapat-pendapatnya merupakan suatu aliran yang terpenting dan Ibnu rusyd mendapatkan sukses di barat hingga pikiran-pikiranya menjadi pimpinan yang penting bagi alam pikiran barat.
2.      umat islam terutama para pemerintahanya (khalifah, sultan, amir-amir) melalaikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, dan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Kalau pada mulanya para penjabat pemerintahan sangat memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dengan memberikan penghargaan yang tinggi kepada para ahli ilmu pengetahuan, maka pada masa menurun dan melemahnya kehidupan umat islam ini para ahli ilmu pengetahuan umumnya terlibat dalam urusan-urusan pemerintahan sehingga melupakan pengembangan ilmu pengetahuan.
3.      Terjadinya pemberontakan-pembrotakan yang dibarngi dengan serangan dari luar, sehingga menimmbulkan kehancuran-kehancuran yang mengkibatkan berhentinya kegiatan-kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di dunia islam. Semeentara itu obor pikiran islam berpindah tangan ke tangan kaum masehi yang mereka ini telah mengikuti jejak kaum muslimin yang menggunakan buah hasil pikiran yang mereka capai dari pikiran islam tersebut.
Dengan semakin ditingalkanya pendidikan intelektual maka semakin statis perkembangan budaya islam, karena daya intelektual generasi penerus tidak mampu mengadakan kreasi – kreasi budaya baru, bahkan telah menyebabkan ketidak mampuan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan baru yang dihadapi sebagai akibat dari perubahan dan perkembangan zaman.
Ketidakmampuan intelektual tersebut merealisasi dalam kenyataan bahwa pintu ijtihad telah tertutup dan terjadilah kebekuan intelektual secara total. Dalam hal ini fahzur rahman, dalam bukunya islam menjelaskan tentang gejala-gejala kemunduran/kemacetan intelektual islam ini sebagai berikut;
Penutupan pintu ijtihad (yakni pemikiran yang orisinal dan bebas ) selama abad ke 4 H/10M dan 5 H/11M . telah membaawa kemacetan umum dalam ilmu hukum dan ilmu intelektual, khususnya yang pertama. Ilmu-ilmu intelektual yakni teologi dan pemikiran keagamaan, sangat menalami kemunduuran dan menjadi miskin karena pengucilan mereka yang disengaja dari intelektualisme yang sekuler dan karena kemunduran yang disebut terakhir ini. Khususnya filsafat dan juga pengucilannya dari bentuk-bentuk keagamaan seperti yang dibawa oleh sufisme.
Kehancuran besar yang dialami oleh kota baghdad dan granada sebagai pusat-pusat pendidikan islam dan kebudayaan islam menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan islam. Musnahnya lembaga-lembaga pendidikan dan semua buku-buku ilmu pengetahuan dari kedua pusat pendidikan islam ditimur dan barat dunia islam tersebut, menyebabkan pula kemunduran pendidikan diseluruh dunia islam, terutama dalam bidang intelektual dan material, tetapi tidak hanya dalam kehidupan batin dan spiritual. Saat itu, para bangsa eropa mengambil paksa seluruh buku-buku ilmu pengetahuan yang ada di perpustakaan terbesar di bagdad dan mereka membakar sisa-sisa buku yang menurut mereka tidak terlalu penting, kemudian abu dari buku tersebut mereka buang ke laut sehingga laut tersebut dinamakan dengan laut hitam.
Bahkan beberapa abad setelah kemunduran pendidikan islam, bangsa eropa mulai muncul dan mengaku bahwa penemuan penemuan seperti penemuan lampu, pesawat terbang, dan lain lain merupakan sesuatu yang mereka temukan, padahal merekalah yang merampas buku-buku yang telah di tulis oleh para penemu dari tokoh islam yang kemudian mereka terjemahkan kedalam bahasa mereka (inggris) lalu mereka terbitkan kembali.
Kehancuran dan kemunduran-kemunduran yang dialami oleh umat islam terutama dalam bidang pendidikan intelektual dan material ini, dan berahlinya secara drastic pusat-pusat kebudayaan dari dunia islam ke eropa,menimbulkan rasa lemah dan putus asa dari kalangan kaum muslimin. Ini telah menyebabkan mereka lalu mencari pegangan dan sandaran kehidupan yang biasa mengarahkan mereka. Aliran pemikiran tradisionalisme dalam islam telah mendapatkan tempat dihati masyarakat secara meluas, mereka kembalkan segala sesuatunya kepada tuhan.
Dalam bidang fikih yang terjadi adalah perkembangan taqlid buta  dikalangan umat dengan sikap yang hidup patalitis tersebut kehidupan mereka sangat statis, tidak ada problem-problem baru dalam bidang fiqih.apa yang sudah ada dalam kitab fiqih lama dianggapnya sebagai sesuatu yang sudah baku, mantap dan benar, serta harus diikuti serta dilaksanakan sebagai mana apa adanya.
Kehidupan sufi berkembang dengan sangat pesat. keadaan yang frustasi dikalangan umat islam menyebabkan orang kembali kepada tuhan (bukan hanya sekedar sikap hidup yang pataritis) dalam arti sebenarnya bersatu dengan tuhan sebagaimana yng diajarkan oleh para ahli sufi. Madrasah-madrasah yang ada dan berkembang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan sufi berkembang berbagai sistem riyadha dan jalan atau cara-cara tertentu yang diembangkan untuk menuntut para murid yng dikenal selanjutnys dengan istilah tariqat.
Kemunduran dan kemerosotan pendidikan dan pengembangan pada masa ini nampak jelas dan sedikitnya materi kurikulum dan mata pelajaran pada umumnya madrasah-madrasah yang ada. Dengan telah menyempitnya bidang-bidang ilmu pengetahuan umum dengan tiadanya perhatian kepada ilmu-ilmu pengetahuan kealaman, maka kurikulum madrasah-madrasah pada umumnya hanya terbatas pada ilmu ilmu keagamaan, ditambah dengan sedikit ilmu gramatika dan sebagai  bahasa alat yang diperlukan. Ilmu-ilmu yang murni  saat ini hanyalah ilmu dari tafsir alquraan, hadist, fiqih (termasuk ushul fiqih,dan prinsip-prinsip hukum) dan ilmu kalam atau teologi islam.
Kebekuan intelektual dalam kehidupan kaum muslimin yang diwarnai dengan berkembangnya dengan  berbagai macam aliran sufi yang karena terlau toleran terhadap ajaran mistik dari ajaran agama lain (hindu,budha,maupun neo platonisme) telah memunculkan berbagai macam tarikat yang menyimpang jauh dari ajaran islam. Tarikat-tarikat tersebut dalam perkembangannya dan dalam penerimaan masyarakat menjadi agama yang populer. Keadaan yang demikian berlangsung selama masa kemunduran kebudayaan dan pendidikan islam, samapai denagan abad ke 12 H/18H M, baru pada abad pertengahan ke 12 H/18H M tersebut disana disini usaha untuk mengadakan permuniaan kembali ajaran-ajaran islam, sebagai yang nampak dibagian jazirah arab oleh Muhammad ibnu abdul al-wahab (1115-1206 H/1703-1792 M) dan india oleh syah walilluah (1113-1176M) usaha permunian tersebut mengacu kepada dua sasaran pokok yaitu :[2]
1.      mengembalikan ajaran islam kepada unsur-unsur aslinya dengan bersumberkan kaepada al-quraan dan As-sunna, membuang segala bidah dan kurafat serta pengaruh-pengaruh dari ajaran agama lain dan mistik dari luar yang dimasukan oelh kaum sufi.
2.      membuka pintu ijtihad yang telah beberapa abad sebelumnya telah dinyatakan tertutup.
Gerakan permuniaan tersebut adalah tahap awal dari gerakan pembaharuaan yang dilaksanakan nanti pada abad 13 H-19 M oleh jamaludin Al-Afgani (1255-1315H / 1839-1897M), Muhammad Abduh (1261-1323 H / 1845-19095M) , sayid ahmad khan di india (1232-1316H / 1817-1898M) dan lain-lain.
B.     Sebab-sebab terjadinya kemunduran pendidikan islam
1.      Kejatuhan baghdad di timur dan cordova di barat
a.       Kejatuhan baghdad (1258M)
Masa daulah abbasiyah dikenal sebagai masa keemasan. Namun, dengan kejatuhan baghdad ditimur (1258M) sebagai awal periode kemunduran pendidikan yang ditandai kemunduran intelektual. Menurut para sejarah diantara faktor-faktor yang menyebabkan keruntuhan daulah abbasiyah dapat dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.[3]
faktor internal ini disebabkan oleh beberapa permasalahan diantara nya adalah  perpecahan perebutan kekuasaan dan pengaruh dalam keluarga Abbasiyah sendiri, gaya hidup yang berlebih-lebihan, kelemahan sebagai khalifah, persaingan dan pertentangan antar unsur Arab, persia , dan turki pada masa daulah Abbasiyah yang mana kaitan nya dengan perpecahan dan perebutan kekuasaan serta pengaruh dalam keluarga khalifah sangat erat, dan juga perpecahan yang disebabkan perbedaan mazhab yang menyebabkan terjadinya pertentangan dan perpecahan karena masing-masing mazhab mengaku bahwa mazhabnyalah yang paling benar dan mazhab yang lain adalah salah.
Dan faktor-faktor Eksternal disini disebabkan oleh berkembangnya ajaran teologi asy’ari dan tasawuf al-ghazali yang mengajarakan tawakal dan fatalisme, dominan pengaruh turki didunia islam, serangan mongol ke baghadad dan permasalahan pada perang salib.
b.      Kejatuhan Cordova (1236 M)
Setelah mencapai kemajuan dana kesuksesan kurang lebih selam delapan abad, Andalusi (spanyol) menjadi kiblat ilmu pengatahuan. Jika baghdad mengalami masa kemunduran dan kehancuran setelah mencapai puncaknya kejayaannya maka cordova di Andalusia mengalami hal yang sama. Hal ini juga disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. [4]
Faktor internal nya disebabkan oleh tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan yang menyebabkan munculnya perbuatan kekuasaan diantara ahli waris kerajaan,  lemahnya figur dan kharismatik yang dimiliki khalifah. Kahlaifah tidak lebih sebagai simbol saja, sedangkan yang menjalankan pemerintahan sepenuhnya ditangan wazir, terjadinya perselisihan dikalangan umat islam itu sendiri yang disebabkan perbedaan kepentingan, tatkala umat islam menguasai Andalusia, kebijakan para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna tetapi membiarkan orang-orang ksristen mempertahankan hukum dan tradisi mereka asalkan tetapkan tetap membayar upeti dan tidak mengadakan perlawanan bersenjata. Dan tatkala umat islam mengalami kelemahan mereka bangkit menghancurkan umat islam, dan Munculnya muluk al-thawaif (kerajaan-kerajaan kecil) yang masing-masing saling berebut kekuasaan.
Dan Faktor Eksternal disini disebabkan oleh Daulah ummayyah yang berada dalam posisi yang lemah karaena faktor-faktor tersebut diatas,muncul serangan dari kristen yang sudah menyatu. Akibatnya cordova jatuh dibawah kekuasaan kristen.dengan jatuhnya cordova, maka daerah kekuasaan daulah ummayh yang lainya dapat pula dikuasai oleh orang kristen dengan mudah.
    Dengan semakin ditinggalkanya pendidikan intelektual, maka semakin statis perkembangan kebudayaan islam, karana daya intelektual generasi penerusnya tidak mampu mengadakan kreasi-kreasi budaya baru. Kehancuran total yang dialami oleh kota baghdad dan granada sebagai pusat-pusat pendidikan dan kebudayaan menandai runtuhnya sendi pendidikan dan kebudayaan islam. Kebekuaan intelektual dalam kehidupan kaum muslimin yang diwarnai aliran sufi yang karena terlalu toleran terhadap ajaran mistik yang berasal dari agama lain (hindu, budha, Neo platonisme) telah memunculkan berbagai macam tarikat yang menyimpang jauh dari ajaran islam.[5]
C.    Corak Kemunduran Pendidikan Islam
Kehancuran total yang dialami oleh Baghdad dan Cordova sebagai
pusat-pusat pendidikan dan kebudayaan Islam, menandai runtuhnya
sendi pendidikan dan kebudayaan islam. Daya intelektual umat islam
tidak mampu untuk mengatasi persoalan-persoalan baru sebagai akibat
perkembangan zaman. Dan sebagian besar negeri Islam dijajah oleh
bangsa Barat. Corak kemunduran pendidikan Islam dapat diliat dari beberapa aspek:[6]
1.      Bidang intelektual
Kemunduran dalam bidang intelektual ditandai dengan ketidakmampuan umat Islam untuk mempergunakan akalnya dalam mengembangkan ilmu-ilmu keislaman. Menurut fazlal Rhman gejala kemunduran intelektual ditandai dengan penutupan Ijtihad (pemikiran yang original dan bebas)
2.      Bidang akidah dan ibadah
Perbuatan syirik dan khurafat sudah membudaya, sedangkan dalam bidang ibadah adalah dengan masuknya hal-hal yang bersifat bid’ah ke dalam pengalaman ibadah. Menurut M.Nathir akibat perbuatan syirik bid’ah dan khurafat maka kemurnian tauhid terancam.
3.      Bidang hukum
Kemunduran dalam bidang hukum disebabkan ditutupnya pintu
ijtihad, yang terjadi adalah berkembangnya taklis buta dikalangan umat
islam. Dengan sikap hidup yang fatalistis tersebut kehidupan mereka
sangat statis.
4.      Bidang kurikulum
Terlihatdari sedikitnya mata pelajaran dilembaga pendidikan
Islam di seluruh dunia Islam. Mata pelajaran agama yang berorientasi
kepada kehidupan akhirat seperti fiqh, akhlak, tasawuf lebih banyak
dibanding dengan ilmu-ilmu keislaman yang berorientasi kepada
kehidupan dunia seperti filsafat, ilmu fisika, matematika, biologi
dihilangkan bahkan ada lembaga yang mengharamkan mata pelajaran
filsafat.
5.      Bidang karya ilmiah
Pada masa kemunduran tidak ada lagi buku-buku ilmu keislaman yang dihasilkan oleh para sarjana muslim. Pembelajaran tidak menghasilkan ilmu yang baru tetapi hanya menghasilkan syarah (komentar). Karya-karya tertentu mengenai teologi rasional tertimbun dalam lebih dari setengah lusin lapisan komentar.
6.      Bidang kehidupan dan tradisi kelembagaan
Pada masa kemunduran ini kehidupan di lembaga pendidikan di
tengh-tengah masyarakat adalah kehidupan Zuhud. Akibat kehancuran ini dalam bidang kehidupan intelektual dan material adalah beralihnya secara dratis pusat-pusat kebudayaan dari dunia Islam ke Eropa. Dalam kondisi ini menyebabkan umat islam mencari peganagn dan sandaran hidup yang bisa mengarahkan kehidupan mereka. Paham jabariyah dalam islam menyebar luas. Dengan kondisi seperti itu berkembanglah berbagai sistem riyadah dan atau cara tertentu yang dikembangkan untuk para murid yang disebut “Thariqat”

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Kemunduran pendidikan islam terjadi saat baghdad jatuh pada tahun 1258 M dan jatuhnya Cordova pada tahun 1236 M.
2.      Kemunduran ini disebabkan oleh jatuhnya baghdad dan cordova dengan faktor-faktor internal maupun eksternal. Kehancuran besar yang dialami oleh kota baghdad dan granada sebagai pusat-pusat pendidikan islam dan kebudayaan islam menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan islam. Musnahnya lembaga-lembaga pendidikan dan semua buku-buku ilmu pengetahuan dari kedua pusat pendidikan islam ditimur dan barat dunia islam tersebut, menyebabkan pula kemunduran pendidikan diseluruh dunia islam.
3.      Pada masa kemunduran pendidikan islam dan ada beberapa bidang yang ikut jatuh diantaranya bidang intelektual, akidah dan ibadah, bidang hukum, bidang kurikulum dan karya ilmiah, bidang kehidupan dan tradisi kelembagaan.








DAFTAR PUSTAKA
https://delsajoesafira.blogspot.com/2010/04/masa-kemunduran-pendidikan-islam.html
Ramayulis, 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam mulia.
Sharif, M.M. 2011. Muslim Thought , Bandung. Diponegoro.
Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Zuhairaini, dkk. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Bumi Aksara. Jakarta.




[1] MM. Sharif. Muslim Thought. (Bandung : Diponogoro, 2011), hal. 161-164
[3] Badri yatim. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2003), hal. 101-102
[4] Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta : Kalam Mulia, 2011), hal. 109
[5] Zuhairini, dkk. Sejaran Pendidikan Islam. (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), hal. 111

No comments:

Post a Comment

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN

PROGRAM PELATIHAN KEPEMIMPINAN “DAARUL KHILAFAH” BERDASARKAN SURAT AL-BAQARAH AYAT : 30 , TENTANG KEPEMIMPINAN DAN KAITANNYA DENGAN KEMAJUAN BANGSA.

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah             Setiap manusia diberi tugas oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah di muk...

POSTINGAN TERPOPULER