BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Pendidikan
Islam secara khusus tidak dapat disamakan dengan
makna pendidikan secara umum. Pendidikan Islam dikenal dan
diyakini oleh penganut agama Islam sebagai suatu kegiatan pendidikan
yang bersumber dari pokok ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan al-Hadits
sebagai penjelasnya. Pendidikan Islam yang mulai dirintis sejak turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW mengalami pasang dan surut seiring dengan panjang nya perjalanan yang dialui oleh rasulullah hingga masa sekarang. Hal tersebut bergantung pada bagaimana pelaku sejarah pada masanya itu melaksanakan proses pendidikan.
makna pendidikan secara umum. Pendidikan Islam dikenal dan
diyakini oleh penganut agama Islam sebagai suatu kegiatan pendidikan
yang bersumber dari pokok ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan al-Hadits
sebagai penjelasnya. Pendidikan Islam yang mulai dirintis sejak turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW mengalami pasang dan surut seiring dengan panjang nya perjalanan yang dialui oleh rasulullah hingga masa sekarang. Hal tersebut bergantung pada bagaimana pelaku sejarah pada masanya itu melaksanakan proses pendidikan.
Puncak
kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan berkembang
pesatnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah
formal di berbagai pusat kebudayaan Islam. Hal ini dipengaruhi oleh
jiwa dan semangat kaum muslimin pada waktu itu yang sangat menghayati dan sangat mengamalkan ajaran Islam. Namun pendidikan Islam yang pernah mengalami masa puncak kejayaan tersebut, lambat laun mulai mengalami kemerosotan dan kemunduran jika dibandingkan dengan masa sebelumnya. Peristiwa ini belangsung sejak jatuhnya kota Baghdad di bagian Timur dan kota Cordoba di bagian Barat yang keduanya adalah menjadi pusat pendidikan Islam pada waktu itu. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga menjadi sebab
kemunduran pendidikan Islam.
pesatnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah
formal di berbagai pusat kebudayaan Islam. Hal ini dipengaruhi oleh
jiwa dan semangat kaum muslimin pada waktu itu yang sangat menghayati dan sangat mengamalkan ajaran Islam. Namun pendidikan Islam yang pernah mengalami masa puncak kejayaan tersebut, lambat laun mulai mengalami kemerosotan dan kemunduran jika dibandingkan dengan masa sebelumnya. Peristiwa ini belangsung sejak jatuhnya kota Baghdad di bagian Timur dan kota Cordoba di bagian Barat yang keduanya adalah menjadi pusat pendidikan Islam pada waktu itu. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga menjadi sebab
kemunduran pendidikan Islam.
Dengan
demikian, dalam sebuah lembaga pendidikan pasti terjadi
pertumbuhan dan perkembangan, dan ini sama halnya dengan
pendidikan Islam. Dalam pendidikan Islam ada beberapa masa yaitu
masa perintisan, masa kejayaan, masa kemunduran, dan ada pula masa
pembaharuan. Maka dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan
beberapa bagian penting yang terkait dengan masa kemunduran pendidikan islam.
pertumbuhan dan perkembangan, dan ini sama halnya dengan
pendidikan Islam. Dalam pendidikan Islam ada beberapa masa yaitu
masa perintisan, masa kejayaan, masa kemunduran, dan ada pula masa
pembaharuan. Maka dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan
beberapa bagian penting yang terkait dengan masa kemunduran pendidikan islam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Sejarah Kemunduran Pendidikan Islam Itu Berlangsung ?
2.
Apa
Sebab Terjadinya Kemunduran Pendidikan Islam ?
3.
Dalam
Bidang Apa Saja Kemunduran Pendidikan Islam Itu Terjadi ?
C.
Tujuan
penulisan
1.
Untuk
Mengetahui Masa Kemunduran Pendidikan Islam
2.
Untuk
Mengetahui Sebab Terjadinya Kemunduran Pendidikan Islam
3.
Untuk
Mengetahui Berbagai Bidang Kemunduran Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Kemunduran Pendidikan Islam
Sejak awal, dalam pemikiran Islam terlihat dua pola yang saling
berlomba
mengembangkan diri dan mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan pola
pendidikan umat Islam. Dari pola pendidikan tradisional yang berdasarkan pada wahyu kemudian berkembang ke pola pendidikan sufi yang lebih ke aspek batiniah dan akhlak atau budi pekerti. Sedangkan pola pemikiran yang rasional yang mementingkan akal pikiran.
mengembangkan diri dan mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan pola
pendidikan umat Islam. Dari pola pendidikan tradisional yang berdasarkan pada wahyu kemudian berkembang ke pola pendidikan sufi yang lebih ke aspek batiniah dan akhlak atau budi pekerti. Sedangkan pola pemikiran yang rasional yang mementingkan akal pikiran.
Pada masa kejayaannya, kedua pola menghiasi dunia Islam yang saling
melengkapi. Namun setelah pola pemikiran rasional diambil alih dunia barat dan
dunia Islam meninggalkannya maka dunia Islam tinggal pemikiran sufistis yang
memang memperhatikan kehidupan batin, sehingga mengabaikan dunia material.
Disinilah pendidikan dan kebudayaan Islam mengalami kemunduran.
Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun
1250 M - 1500 M. Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang
Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam, kemunduran itu berasal dari
berkembangnya pola pemikiran tradisional secara meluas. Adanya pola itu
menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan
berakibat langsung menjadikan fatwa Ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima
secara mutlak (taken for garanted).
Di saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia Eropa malah
sebaliknya yang mana mereka mengalami kebangkitan dan kemajuan yang pesat mengejar
ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam. Ilmu
Pengetahuan dan filsafat tumbuh dengan subur di tempat-tempat orang Eropa.
Akibatnya bila pola fikir tradisional yang berkembang di dunia Islam terus tertanam
dan tumbuh subur, maka di Eropa pola pemikiran rasional lah yang didasarkan
pada filsafat rasionalnya. Ibnu Rusyd yang memacu kebangkitan mereka melalui
gerakan-gerakan kebangkitan. Hal ini merupakan penyebab beralihnya secara
drastis pusat pendidikan dari dunia Islam ke Eropa.
Peristiwa ini belangsung
sejak jatuhnya kota Baghdad di bagian Timur dan kota Cordova di bagian Barat
yang keduanya adalah menjadi pusat pendidikan Islam pada waktu itu. Selain itu,
ada beberapa faktor lain yang juga menjadi sebab kemunduran pendidikan Islam.
M.M. Sharif dalam bukunya muslim thought, mengungkapkan gejala kemunduran
pendidikan islam dan kebudayaan islam tersebut sebagai berikut : “telah kita saksikan bahwa pemikiran islam telah melaksanakan satu kemajuan
yang hebat dalam jangka waktu yang terletak diantara abad ke VIII dan abad ke
XIII M. Kemudian kita memperhatikan
hasil hasil yang diberikan kaum muslimin kepada eropa, sebagai satu perbekalan
yang matang untuk menjadi dasar pokok dalam mengadakan pembangkitan eropa (renasissance).”
Selanjutnya yang di ungkapkan oleh M.M sharif,
bahwa pemikiran islam menurun setalah abad ke XIII M dan terus melemah
sampai abad ke XVII M. Diantara sebab-sebab melemahnya pikiran islam tersebut
antara lain dilukiskannya sebagai berikut : [1]
1.
Telaah berkelebihan filsafat islam (yang bercorak
sufistis) yang dimasukan oleh Al-Ghazali dalam alam islami ditimur, dan
berlebihan pula ibnu rusyd dalam memasukan filsafat islamnya (yang bercorak rasionalitas) kedalam dunia islam di barat. Al-ghazali
mendapat sukses di timur, hingga pendapat-pendapatnya merupakan suatu aliran
yang terpenting dan Ibnu rusyd mendapatkan sukses di barat hingga
pikiran-pikiranya menjadi pimpinan yang penting bagi alam pikiran barat.
2. umat islam terutama para pemerintahanya (khalifah, sultan, amir-amir)
melalaikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, dan tidak memberi kesempatan untuk
berkembang. Kalau pada mulanya para penjabat pemerintahan sangat memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan dengan memberikan penghargaan yang tinggi kepada
para ahli ilmu pengetahuan, maka pada masa menurun dan melemahnya kehidupan
umat islam ini para ahli ilmu pengetahuan umumnya terlibat dalam urusan-urusan
pemerintahan sehingga melupakan pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Terjadinya pemberontakan-pembrotakan yang dibarngi dengan serangan dari
luar, sehingga menimmbulkan kehancuran-kehancuran yang mengkibatkan berhentinya
kegiatan-kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di dunia islam.
Semeentara itu obor pikiran islam berpindah tangan ke tangan kaum masehi yang
mereka ini telah mengikuti jejak kaum muslimin yang menggunakan buah hasil
pikiran yang mereka capai dari pikiran islam tersebut.
Dengan semakin ditingalkanya pendidikan
intelektual maka semakin statis perkembangan budaya islam, karena daya
intelektual generasi penerus tidak mampu mengadakan kreasi – kreasi budaya
baru, bahkan telah menyebabkan ketidak mampuan untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan baru yang dihadapi sebagai akibat dari perubahan dan
perkembangan zaman.
Ketidakmampuan intelektual tersebut
merealisasi dalam kenyataan bahwa pintu ijtihad telah tertutup dan terjadilah
kebekuan intelektual secara total. Dalam hal ini fahzur rahman, dalam bukunya
islam menjelaskan tentang gejala-gejala kemunduran/kemacetan intelektual islam
ini sebagai berikut;
Penutupan pintu ijtihad (yakni pemikiran yang
orisinal dan bebas ) selama abad ke 4 H/10M dan 5 H/11M . telah membaawa
kemacetan umum dalam ilmu hukum dan ilmu intelektual, khususnya yang pertama.
Ilmu-ilmu intelektual yakni teologi dan pemikiran keagamaan, sangat menalami
kemunduuran dan menjadi miskin karena pengucilan mereka yang disengaja dari
intelektualisme yang sekuler dan karena kemunduran yang disebut terakhir ini.
Khususnya filsafat dan juga pengucilannya dari bentuk-bentuk keagamaan seperti
yang dibawa oleh sufisme.
Kehancuran besar yang dialami oleh kota
baghdad dan granada sebagai pusat-pusat pendidikan islam dan kebudayaan islam
menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan islam. Musnahnya
lembaga-lembaga pendidikan dan semua buku-buku ilmu pengetahuan dari kedua
pusat pendidikan islam ditimur dan barat dunia islam tersebut, menyebabkan pula
kemunduran pendidikan diseluruh dunia islam, terutama dalam bidang intelektual
dan material, tetapi tidak hanya dalam kehidupan batin dan spiritual. Saat itu, para bangsa eropa mengambil paksa seluruh buku-buku ilmu
pengetahuan yang ada di perpustakaan terbesar di bagdad dan mereka membakar
sisa-sisa buku yang menurut mereka tidak terlalu penting, kemudian abu dari
buku tersebut mereka buang ke laut sehingga laut tersebut dinamakan dengan laut
hitam.
Bahkan beberapa abad setelah kemunduran pendidikan islam, bangsa
eropa mulai muncul dan mengaku bahwa penemuan penemuan seperti penemuan lampu,
pesawat terbang, dan lain lain merupakan sesuatu yang mereka temukan, padahal
merekalah yang merampas buku-buku yang telah di tulis oleh para penemu dari
tokoh islam yang kemudian mereka terjemahkan kedalam bahasa mereka (inggris)
lalu mereka terbitkan kembali.
Kehancuran dan kemunduran-kemunduran yang
dialami oleh umat islam terutama dalam bidang pendidikan intelektual dan
material ini, dan berahlinya secara drastic pusat-pusat kebudayaan dari dunia
islam ke eropa,menimbulkan rasa lemah dan putus asa dari kalangan kaum
muslimin. Ini telah menyebabkan mereka lalu mencari pegangan dan sandaran
kehidupan yang biasa mengarahkan mereka. Aliran pemikiran tradisionalisme dalam
islam telah mendapatkan tempat dihati masyarakat secara meluas, mereka kembalkan
segala sesuatunya kepada tuhan.
Dalam bidang fikih yang terjadi adalah
perkembangan taqlid buta dikalangan umat dengan sikap yang hidup patalitis tersebut kehidupan mereka sangat statis,
tidak ada problem-problem baru dalam bidang fiqih.apa yang sudah ada dalam
kitab fiqih lama dianggapnya sebagai sesuatu yang sudah baku, mantap dan benar,
serta harus diikuti serta dilaksanakan sebagai mana apa adanya.
Kehidupan sufi berkembang dengan sangat pesat. keadaan yang frustasi dikalangan umat
islam menyebabkan
orang kembali kepada tuhan (bukan hanya sekedar sikap hidup yang pataritis) dalam
arti sebenarnya bersatu dengan tuhan sebagaimana yng diajarkan oleh para ahli
sufi. Madrasah-madrasah yang ada dan berkembang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan
sufi berkembang berbagai sistem riyadha dan jalan atau cara-cara tertentu yang
diembangkan untuk menuntut para murid yng dikenal selanjutnys dengan istilah
tariqat.
Kemunduran dan kemerosotan pendidikan dan
pengembangan pada masa ini nampak jelas dan sedikitnya materi kurikulum dan
mata pelajaran pada umumnya madrasah-madrasah yang ada. Dengan telah
menyempitnya bidang-bidang ilmu pengetahuan umum dengan tiadanya perhatian
kepada ilmu-ilmu pengetahuan kealaman, maka kurikulum madrasah-madrasah pada
umumnya hanya terbatas pada ilmu ilmu keagamaan, ditambah dengan sedikit ilmu
gramatika dan sebagai bahasa alat yang
diperlukan. Ilmu-ilmu yang murni saat
ini hanyalah ilmu dari tafsir alquraan, hadist, fiqih (termasuk ushul fiqih,dan
prinsip-prinsip hukum) dan ilmu kalam atau teologi islam.
Kebekuan intelektual dalam kehidupan kaum
muslimin yang diwarnai dengan berkembangnya dengan berbagai macam aliran sufi yang karena terlau
toleran terhadap ajaran mistik dari ajaran agama lain (hindu,budha,maupun neo platonisme)
telah memunculkan berbagai macam tarikat yang menyimpang jauh dari ajaran
islam. Tarikat-tarikat tersebut dalam perkembangannya dan dalam penerimaan
masyarakat menjadi agama yang populer. Keadaan yang demikian berlangsung selama
masa kemunduran kebudayaan dan pendidikan islam, samapai denagan abad ke 12
H/18H M, baru pada abad pertengahan ke 12 H/18H M tersebut disana disini usaha
untuk mengadakan permuniaan kembali ajaran-ajaran islam, sebagai yang nampak
dibagian jazirah arab oleh Muhammad ibnu abdul al-wahab (1115-1206 H/1703-1792
M) dan india oleh syah walilluah (1113-1176M) usaha permunian tersebut mengacu
kepada dua sasaran pokok yaitu :[2]
1. mengembalikan ajaran islam kepada unsur-unsur aslinya dengan bersumberkan
kaepada al-quraan dan As-sunna, membuang segala bidah dan kurafat serta
pengaruh-pengaruh dari ajaran agama lain dan mistik dari luar yang dimasukan
oelh kaum sufi.
2. membuka pintu ijtihad yang telah beberapa abad sebelumnya telah dinyatakan
tertutup.
Gerakan permuniaan tersebut adalah tahap awal
dari gerakan pembaharuaan yang dilaksanakan nanti pada abad 13 H-19 M oleh
jamaludin Al-Afgani (1255-1315H / 1839-1897M), Muhammad Abduh (1261-1323 H / 1845-19095M)
, sayid ahmad khan di india (1232-1316H / 1817-1898M) dan lain-lain.
B. Sebab-sebab terjadinya kemunduran pendidikan islam
1. Kejatuhan baghdad di timur dan cordova di barat
a. Kejatuhan baghdad (1258M)
Masa daulah abbasiyah dikenal sebagai masa keemasan. Namun, dengan kejatuhan
baghdad ditimur (1258M) sebagai awal periode kemunduran pendidikan yang
ditandai kemunduran intelektual. Menurut para sejarah diantara faktor-faktor
yang menyebabkan keruntuhan daulah abbasiyah dapat dikelompokkan menjadi dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.[3]
faktor internal ini disebabkan oleh beberapa
permasalahan diantara nya adalah perpecahan
perebutan kekuasaan dan pengaruh dalam keluarga Abbasiyah sendiri, gaya hidup
yang berlebih-lebihan, kelemahan sebagai khalifah, persaingan dan pertentangan
antar unsur Arab, persia , dan turki pada masa daulah Abbasiyah yang mana
kaitan nya dengan perpecahan dan perebutan kekuasaan serta pengaruh dalam
keluarga khalifah sangat erat, dan juga perpecahan yang disebabkan perbedaan
mazhab yang menyebabkan terjadinya pertentangan dan perpecahan karena
masing-masing mazhab mengaku bahwa mazhabnyalah yang paling benar dan mazhab
yang lain adalah salah.
Dan faktor-faktor Eksternal disini
disebabkan oleh berkembangnya ajaran teologi asy’ari dan tasawuf al-ghazali yang
mengajarakan tawakal dan fatalisme, dominan pengaruh turki didunia islam, serangan mongol ke baghadad dan
permasalahan pada perang salib.
b. Kejatuhan Cordova (1236 M)
Setelah mencapai kemajuan dana kesuksesan kurang
lebih selam delapan abad, Andalusi (spanyol) menjadi kiblat ilmu
pengatahuan. Jika baghdad mengalami masa kemunduran dan kehancuran setelah
mencapai puncaknya kejayaannya maka cordova di Andalusia mengalami hal yang
sama. Hal ini juga disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. [4]
Faktor internal nya disebabkan
oleh tidak jelasnya
sistem peralihan kekuasaan yang menyebabkan munculnya perbuatan kekuasaan
diantara ahli waris kerajaan, lemahnya figur dan kharismatik yang dimiliki khalifah.
Kahlaifah tidak lebih sebagai simbol saja, sedangkan yang menjalankan pemerintahan
sepenuhnya ditangan wazir, terjadinya perselisihan dikalangan umat islam itu
sendiri yang disebabkan perbedaan kepentingan, tatkala umat islam menguasai
Andalusia, kebijakan para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara
sempurna tetapi membiarkan orang-orang ksristen mempertahankan hukum dan
tradisi mereka asalkan tetapkan tetap membayar upeti dan tidak mengadakan perlawanan
bersenjata. Dan tatkala umat islam mengalami kelemahan mereka bangkit
menghancurkan umat islam, dan Munculnya muluk al-thawaif (kerajaan-kerajaan kecil) yang masing-masing saling berebut kekuasaan.
Dan Faktor Eksternal disini
disebabkan oleh Daulah ummayyah yang berada dalam posisi yang lemah karaena faktor-faktor
tersebut diatas,muncul serangan dari kristen yang sudah menyatu. Akibatnya
cordova jatuh dibawah kekuasaan kristen.dengan jatuhnya cordova, maka daerah
kekuasaan daulah ummayh yang lainya dapat pula dikuasai oleh orang kristen
dengan mudah.
Dengan semakin ditinggalkanya pendidikan intelektual, maka semakin
statis perkembangan kebudayaan islam, karana daya intelektual generasi
penerusnya tidak mampu mengadakan kreasi-kreasi budaya baru. Kehancuran total
yang dialami oleh kota baghdad dan granada sebagai pusat-pusat pendidikan dan
kebudayaan menandai runtuhnya sendi pendidikan dan
kebudayaan islam. Kebekuaan intelektual dalam kehidupan kaum muslimin yang
diwarnai aliran sufi yang karena terlalu toleran terhadap ajaran mistik yang
berasal dari agama lain (hindu, budha, Neo platonisme) telah memunculkan
berbagai macam tarikat yang menyimpang jauh dari ajaran islam.[5]
C.
Corak Kemunduran Pendidikan Islam
Kehancuran total yang dialami oleh Baghdad dan Cordova sebagai
pusat-pusat pendidikan dan kebudayaan Islam, menandai runtuhnya
sendi pendidikan dan kebudayaan islam. Daya intelektual umat islam
tidak mampu untuk mengatasi persoalan-persoalan baru sebagai akibat
perkembangan zaman. Dan sebagian besar negeri Islam dijajah oleh
bangsa Barat. Corak kemunduran pendidikan Islam dapat diliat dari beberapa aspek:[6]
pusat-pusat pendidikan dan kebudayaan Islam, menandai runtuhnya
sendi pendidikan dan kebudayaan islam. Daya intelektual umat islam
tidak mampu untuk mengatasi persoalan-persoalan baru sebagai akibat
perkembangan zaman. Dan sebagian besar negeri Islam dijajah oleh
bangsa Barat. Corak kemunduran pendidikan Islam dapat diliat dari beberapa aspek:[6]
1.
Bidang
intelektual
Kemunduran dalam bidang intelektual ditandai dengan ketidakmampuan
umat Islam untuk mempergunakan akalnya dalam mengembangkan ilmu-ilmu keislaman.
Menurut fazlal Rhman gejala kemunduran intelektual ditandai dengan penutupan
Ijtihad (pemikiran yang original dan bebas)
2.
Bidang
akidah dan ibadah
Perbuatan syirik dan khurafat sudah membudaya, sedangkan dalam
bidang ibadah adalah dengan masuknya hal-hal yang bersifat bid’ah ke dalam
pengalaman ibadah. Menurut M.Nathir akibat perbuatan syirik bid’ah dan khurafat
maka kemurnian tauhid terancam.
3.
Bidang
hukum
Kemunduran dalam bidang hukum disebabkan ditutupnya pintu
ijtihad, yang terjadi adalah berkembangnya taklis buta dikalangan umat
islam. Dengan sikap hidup yang fatalistis tersebut kehidupan mereka
sangat statis.
ijtihad, yang terjadi adalah berkembangnya taklis buta dikalangan umat
islam. Dengan sikap hidup yang fatalistis tersebut kehidupan mereka
sangat statis.
4.
Bidang
kurikulum
Terlihatdari sedikitnya mata pelajaran dilembaga pendidikan
Islam di seluruh dunia Islam. Mata pelajaran agama yang berorientasi
kepada kehidupan akhirat seperti fiqh, akhlak, tasawuf lebih banyak
dibanding dengan ilmu-ilmu keislaman yang berorientasi kepada
kehidupan dunia seperti filsafat, ilmu fisika, matematika, biologi
dihilangkan bahkan ada lembaga yang mengharamkan mata pelajaran
filsafat.
Islam di seluruh dunia Islam. Mata pelajaran agama yang berorientasi
kepada kehidupan akhirat seperti fiqh, akhlak, tasawuf lebih banyak
dibanding dengan ilmu-ilmu keislaman yang berorientasi kepada
kehidupan dunia seperti filsafat, ilmu fisika, matematika, biologi
dihilangkan bahkan ada lembaga yang mengharamkan mata pelajaran
filsafat.
5.
Bidang
karya ilmiah
Pada masa kemunduran tidak ada lagi buku-buku ilmu keislaman yang
dihasilkan oleh para sarjana muslim. Pembelajaran tidak menghasilkan ilmu yang
baru tetapi hanya menghasilkan syarah (komentar). Karya-karya tertentu mengenai
teologi rasional tertimbun dalam lebih dari setengah lusin lapisan komentar.
6.
Bidang
kehidupan dan tradisi kelembagaan
Pada masa kemunduran ini kehidupan di lembaga pendidikan di
tengh-tengah masyarakat adalah kehidupan Zuhud. Akibat kehancuran ini dalam bidang kehidupan intelektual dan material adalah beralihnya secara dratis pusat-pusat kebudayaan dari dunia Islam ke Eropa. Dalam kondisi ini menyebabkan umat islam mencari peganagn dan sandaran hidup yang bisa mengarahkan kehidupan mereka. Paham jabariyah dalam islam menyebar luas. Dengan kondisi seperti itu berkembanglah berbagai sistem riyadah dan atau cara tertentu yang dikembangkan untuk para murid yang disebut “Thariqat”
tengh-tengah masyarakat adalah kehidupan Zuhud. Akibat kehancuran ini dalam bidang kehidupan intelektual dan material adalah beralihnya secara dratis pusat-pusat kebudayaan dari dunia Islam ke Eropa. Dalam kondisi ini menyebabkan umat islam mencari peganagn dan sandaran hidup yang bisa mengarahkan kehidupan mereka. Paham jabariyah dalam islam menyebar luas. Dengan kondisi seperti itu berkembanglah berbagai sistem riyadah dan atau cara tertentu yang dikembangkan untuk para murid yang disebut “Thariqat”
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah diatas dapat
disimpulkan bahwa :
1. Kemunduran pendidikan islam terjadi saat baghdad jatuh pada tahun 1258 M dan jatuhnya
Cordova pada tahun 1236 M.
2. Kemunduran ini disebabkan oleh jatuhnya baghdad dan cordova dengan faktor-faktor
internal maupun eksternal. Kehancuran besar yang dialami oleh kota
baghdad dan granada sebagai pusat-pusat pendidikan islam dan kebudayaan islam
menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan islam. Musnahnya
lembaga-lembaga pendidikan dan semua buku-buku ilmu pengetahuan dari kedua
pusat pendidikan islam ditimur dan barat dunia islam tersebut, menyebabkan pula
kemunduran pendidikan diseluruh dunia islam.
3. Pada masa kemunduran pendidikan islam dan ada beberapa bidang yang ikut
jatuh diantaranya bidang intelektual, akidah dan ibadah, bidang hukum, bidang
kurikulum dan karya ilmiah, bidang kehidupan dan tradisi kelembagaan.
DAFTAR PUSTAKA
https://delsajoesafira.blogspot.com/2010/04/masa-kemunduran-pendidikan-islam.html
Ramayulis, 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam mulia.
Sharif,
M.M. 2011. Muslim Thought , Bandung. Diponegoro.
Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Zuhairaini, dkk. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Bumi Aksara. Jakarta.
[1] MM. Sharif. Muslim
Thought. (Bandung : Diponogoro, 2011), hal. 161-164
[2]https://delsajoesafira.blogspot.com/2010/04/masa-kemunduran-pendidikan-islam.html. Diakses
pada tanggal 1/8/2019
[3] Badri yatim. Sejarah
Peradaban Islam. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2003), hal. 101-102
[4] Ramayulis, Sejarah
Pendidikan Islam. (Jakarta : Kalam Mulia, 2011), hal. 109
[5] Zuhairini,
dkk. Sejaran Pendidikan Islam. (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), hal. 111
[6]https://belajar-ilmu-pengetahuan-pendidikan.blogspot.com/2012/05/masakemunduran-pendidikan-islam.html. Diakses pada tanggal 1/8/2019
No comments:
Post a Comment