Monday, March 11, 2019

KESADARAN DIRI SEBAGAI DASAR PEMBENTUKAN AKHLAK MANUSIA


KESADARAN DIRI SEBAGAI DASAR PEMBENTUKAN AKHLAK MANUSIA

Beragam sifat, kepribadian dan karakter (akhlak) akan terbentuk dengan baik jika konsep awal yang digunakan dalam pembinaannya (pembentukannya) adalah kesadaran diri. Dalam islam, manusia yang memiliki kesadaran diri bisa membuat hatinya memperoleh kehormatan yang besar yaitu dengan hak untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, karena manusia yang dekat dengan Allah adalah manusia yang istimewa, sebab menjadi muslimah adalah nikmat, namun menjadi muslimah yang baik adalah pilihan. Oleh karena itu, manusia yang memiliki kesadaran diri untuk menjadi muslimah yang baik adalah salah satu manusia yang istimewa.Hypocrates dalam A. Muin dan Nurseha (2016, hal. 16) menyatakan bahwa “betapa besar pengaruh jiwa terhadap aktivitas tubuh. Jiwalah sebagai faktor penentu keadaan setiap saat dalam penampilan diri seseorang”. dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor utama dalam pembentukan kesadaran diri adalah faktor ruhani (kejiwaan atau hati nurani), Untuk membina hati sehingga mendapatkan hati nurani yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka perlu upaya untuk menjauhkan diri dari segala macam penyakit hati dan penyakit hati tersebut adalah akhlak yang tercela, hal ini akan menjadi penghambat terbentuknya kesadaran diri manusia, Dikatakan demikian karena hati adalah bagian yang paling penting dan paling mulia. M. Furqon Hidayatullah (2009, hal. 121) menyatakan bahwa “peran hati terhadap anggota tubuh adalah ibarat raja dan anggota tubuh adalah prajuritnya yang bekerja atas dasar perintah rajanya dan selalu tunduk kepadanya”. Oleh karena itu, hati berperan sangat penting dan sangat berpengaruh dalam pembentukan akhlak manusia.Menurut Dr. Rosihon Anwar (2014, hal. 205) “Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluq dan antara makhluq dengan makhluq”. Dengan demikian berarti akhlak memiliki kaitan dengan ilmu ketauhidan (ketuhanan), karena dari segi tujuan hidup, manusia diciptakan hanyalah untuk beribadah kepada-Nya.H. J. Eysenck dalam A.Muin dan Nurseha (2016, hal.41) menyatakan bahwa “secara konstitusional kepribadian seseorang ditentukan juga oleh pengalaman praktis seseorang”. Jadi, dalam pembentukan akhlak manusia juga dipengaruhi oleh faktor pengalaman seseorang dan didorong dengan faktor lingkungan.Menurut Prof. Dr. Amril M., M. A. (2015, hal. 1) “Terma akhlak dalam bahasa Arab didefinisikan sebagai keadaan jiwa yang menentukan keadaan seseorang”. Dari definisi diatas, menjadi jelaslah bahwa akhlak berasal dari sesuatu yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga hal ini menjadi kebiasaan, seseorang yang memiliki kebiasaan akan melakukan perbuatan tanpa harus berfikir terlebih dahulu, ia akan langsung melakukan nya secara spontan dan tanpa disengaja.Dalam proses pembentukan karakter manusia juga dipengaruhi oleh faktor tinggi rendahnya pendidikan seseorang. (A. Muin dan Nurseha, 2016, hal.176).Kesadaran pikiran dan hati telah tampak pada diri pribadi manusia, akan tetapi untuk mengarah pada pembentukan karakter insan kamil harus ada campur tangan faktor ruhani. Dari sinilah karakter manusia harus diisi dengan sifat-sifat ketauhidan (akhlak yang baik), salah satu contoh teladan yang baik bagi kita adalah Nabi Muhammad SAW sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an “sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah” (Al-Ahzab/33:21).Cara untuk meneladani sifat Rasulullah SAW yaitu dengan menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya serta tabah (sabar) dalam menghadapi segala cobaan-Nya, karena Rasulullah adalah pelaksana pertama perintah Allah dan selalu menjauhi apapun yang dilarang oleh Allah (M. Furqon Hidayatullah, 2009, hal.100).Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri adalah dasar dalam pembentukan akhlak manusia, dan faktor utama dalam membentuk akhlak manusia adalah faktor ruhani (kejiwaan). untuk memiliki akhlak yang terpuji kita harus meneladani akhlak Rasulullah SAW, karena Akhlak manusia memiliki keterkaitan dengan ilmu ketuhanan yaitu dengan memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluq. Adapun faktor yang menjadi penghambat bagi seseorang untuk memperoleh kesadaran diri ialah akhlak madzmumah (buruk) diantaranya adalah :1.         Marah
2.         Dendam
3.         Dengki
4.         Takabur
5.         Riya’
6.         Berbohong/Dusta
7.         Serakah/rakus
8.         Buruk sangka
9.         Malas
10.     Kikir
11.     Was-was
12.     Hilang rasa malu
13.     Zalim dan bodoh
14.     Melanggar batas
xx

No comments:

Post a Comment

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN

PROGRAM PELATIHAN KEPEMIMPINAN “DAARUL KHILAFAH” BERDASARKAN SURAT AL-BAQARAH AYAT : 30 , TENTANG KEPEMIMPINAN DAN KAITANNYA DENGAN KEMAJUAN BANGSA.

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah             Setiap manusia diberi tugas oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah di muk...

POSTINGAN TERPOPULER