Sunday, March 24, 2019

HUBUNGAN ISLAM DENGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DALAM PERSPEKTIF SEJARAH


HUBUNGAN ISLAM DENGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DALAM PERSPEKTIF SEJARAH
Paduan antara Islam dan Ilmu Pengtahuan Alam (IPA) adalah sebuah keharusan atau kewajiban agar hidup ini tetap harmonis dan bahagia, jika agama dan ilmu pengetahuan ini dipisahkan akan menyebabkan sebuah masalah bahkan akan menjadi bencana, berkembangnya IPA adalah tanda bahwa manusia adalah makhluk paling sempurna dengan akalnya dan inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya,  dengan IPA ini maka munculah teknologi yang berfungsi sebagai alat, sarana dan metode, yang sangat membantu manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi. Dengan teknologi maka manusia dan makhluk hidup lain tetap bertahan hidup, meskipun bumi tidak akan bertambah ukuran dan volumenya, tetapi makhluk hidup terutama manusia aka bertambah , dengan teknologi semua masalah ini teratasi.
SIGNIFIKASI SAINS DAN TEKNOLOGI
Ilmu Pengetahuan dan agama sudah seharusnya saling melengkapi satu sama lain. Agama akan menjadi etika dan pembimbing dalam kehidupan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena ilmu pengetahuan itu sendiri tidak bisa memberikan kita bimbingan untuk apa dan akan berbuat apa kita dengan teknologi, jika mungkin ilmu pengetahuan dapat menjelaskan kita berbuat apa , tetapi tidak bisa menjelaskan mana yang baik dan buruk untuk dilakukan.
Bimbingan agama Islam sangat dibutuhkan dalam era Bio-teknologi, kajian agama sangant diperlukan, karena Bio-teknologi akan sangant sesat tanpa bimbingan agama, seperti adanya bang sperma, peminjaman rahim wanita yang sudah menjadi rahasia umum di bidang itu. Dan saat ini menurut para Ahli dan Futurolog ( ahli ilmu masa depan ) bahwa agama, teknologi dan ilmu pengetahuan akan sangat berperan besar dimasa depan. Kita harus belajar dari sejarah sains modern diamana ada perpecahan antara ilmuwan dan agamawan, dan menganggap kajian keagamaan tidak ilmiah.
Pada abad ke-20 ada hubungan harmonis antara agamawan dan ilmuwan, dengan penemuan sebuah atom yang tak kasat mata sama sekali, tetapi para ilmuwan harus percaya pada atom  yang tak kasat mata itu, dari sini para ilmuwan mempercayai hal yang tidak bisaa dilihat panca indra. Munculah sebuah gerakan para saintis yang religious dan ini merupakan sebuah kebudayaan. Dan sebuah kebudayaan akan mempengaruhi mayarakat dimana ia berada dan dikembangkan.
IPTEK adalah hal yang tak akan dan tak bisa terlepas dari manusia, semua unsur kehidupan manusia melibatkan IPTEK, dari mulai pakaian yang kita pakai, makanan yang kita makan,  buku, kertas, pulpen, dan semua unsur kehidupan melibatkan IPTEK. Dengan kata lain IPTEK ada dimana-dimana, ada tiap kurun waktu, dan hadir di semua ruang.
SUMBANGAN ILMUWAN MUSLIM TERHADAP PERKEMBANGAN IPA
Ilmuwan Muslim sangat berjasa dalam pengembangan Ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kimia. Dengan mempelajari alkimia yang berasal dari yunani maupun dari mesir, tetapi mereka sangat menentang alkimia para yunani karena alkimia bersifat untung-untungan (spekulatif) dan mistik. Maka dari itu para Ilmuwan muslim menentang hal itu dengan melakukan banyak eksperimen yang menghasilka banyak material baru yaitu: asam, basa, alkohol, natrium hidroksida (basa) dan garam. Dan kata alkali sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya abu tumbuhan. Eksperimen itu adalah: destilasi, sublimasi, kristalisasi, oksidasi, dan presitipasi. Mereka pun membuat beberapa senyawa dalam jumlah besar , untuk keperluan ilmiah dan pengobatan. Senyawa mineral yang telah disintetis antara lain besi sulfat, merkuri sulfide, merkuri oksida, tembaga sulfat, tembaga sulfide, natrium bikarbonat, dan kalium sulfide.
Para Ilmuwan Muslim telah mengenal cara memperoleh tembaga murni, dengan cara mengalirkan larutan tembaga sulfat pada potongan besi, dan ini merupakan penemuan dalam elektrokimia. Dan penemuan berkaratnya logam biasa bila kena udara yang lembab adalah suatu penemuan yang sangat berharga. Selain dalam bidang kimia para ilmuan juga berperan dalam bidang teknologi kimia. Mereka menyempurnakan pembuatan gelas, pembuatan baja untuk pedang yang dilakukan di Damaskus dan Spanyol, dan pembuatan kertas pada abad ke- 9M.
Para Ilmuan telah membuka cakrawala peradaban manusia pada abad pertengahan, yaitu dengan penemuan kertas yang dibuat dari kapas, karena masih langkanya kayu di wilayah Timur Tengah. Pada awalnya kertas itu telah ditemukan oleh bangsa cina yang berbahan dasar sutra dengan proses yang sangat rumit. Para Ilmuan membuat kertas dengan proses kimia dalam jumlah besar, dan telah dibuat jutaan buku. Yang pada akhirnya teknologi pembuatan kertas ini dipelajari dan dikembangkan oleh para Ilmuwan Eropa. Pada tahun 906 Cina mengembangkan bahan peledak pada akhir dinasti thang, yang bebahan saltpeter atau kalium nitrat yang telah mereka temukan. Pada tahun 870 Arab telah mengmbangkan saltpeter lalu membuat bahan peledak dengan tambahan belerang, karbon dan bahan kimia lainnya. Abad ke- 10M Arab menemukan nitrogliserin sebagai bahan peledak. Abad ke-13, Roger Bacon seprang ahli kimia eropa memperkenalkan bahan peledak ini pada eropa, lalu mereka mengembangkannya.
Destilasi adalah warisan dari para Ilmuan Muslim, mereka berhasil menghasilkan berbagai macam bahan kimia dalam keadaan murni. Destilasi terhadap hasil fermentasi gula dan pati, dapat membuat alkohol, yang dalam bahasa arab al-quhul. Dan zat kimia yang lain yang diperoleh adalah asam cuka, minyak lemon, minyak mawar, asam sulfat, dan aldehid. Dengan ini Ilmuan Islam mempelopori perkembangan Ilmu Kimia dan Teknologi Kimia, mereka adalah Jabir Ibnu Hayyan, Al-Kindi, dan Ar-Razi.
Jabir Ibnu Hayyan lahir pada tahun 721 dan meninggal pada tahun 815. Dia akrab dipanggil “Geber” di Eropa. Ia boleh dikatakan telah merintis empirisme sebagai metode Ilmiah. Dia mendirikan sebuah laboratorium untuk melakukan eksperimennya, karena menurutnya eksperimen adalah hal yang sangat penting dalam kimia. Menurutnya, nilai ilmu kimia ditentukan oleh apa yang telah diuji dan di buktikan kebenarannya melalui eksperimen. Tanpa eksperimen kimia tidak ada artinya. Dia adalah ahli dalam bidang astronomi, matematika, logika, botani, farmakologi, dan kedokteran. Dia memiliki julukan “Bapak Kimia Islam”, dan orang yang pertamakali mendirikan laboratorium. Menurut Jabir Ibnu hayan sebuah materi terdiri dari muatan petir dan api. Partikel yang tak dapat dibagi. Yang sekarng dikenal dengan muatan listrik yang terdapat pada inti atom.
Ada 500 buah karya Jabir Ibnu Hayyan, baik itu berupa buku maupun risalah,yang berada di perpustakaan paris di prancis dan berlin di Jerman. Buku yang terkenal tentang Komposis Kimia yang masih digunakan sampai abad ke-18 M. pada abad ke-13 hingga abad ke-14 karyanya diterjemahkan kebahasa latin, dan ini yang mempelopori berkembanngnya ilmu pengetahuan sampai sebeum masa renaissance di Barat.
Al-Kindi, Ilmuwan yang lahir pada tahun 809 ketika ayahnya sebagai gubernur di Kufah. Sejak kecil dia memiliki minat dan ketekunan dalam ilmu pengetahuan, dia pindah ke kota Basra yang didirikan Khalifah Umar Bin khatab pada tahun 638 terletak di wilayah sungai Tigris dan Eufrat untuk menuntut ilmu. Lalu dia pindah ke kota Bagdad untuk menyelesaikan belajarnya.
Al-Kindi merupakan ahli ilmu pengetahuan alam dan filusuf. Yang karyanya meliputi astronomi, meteorology, kedokteran, geometri, matematika, dan logika. Dia menentang alkimia orang yunani. Dia juga menguasai cara-cara pemurnian suatu zat seperti destilasi, sublimasi, pengendapan, dan pelarutan.
MENURUNNYA KEGIATAN INTELEKTUAL ISLAM
Sebelum kekuasaan pemerintahan islam sampai ke spanyol, wilayah ini diperintah oleh bangsa romawi sejak sekitar tahun 200 m hingga tahun 500 m. dibawah pemerintahan kerajaan romawi, spanyol mengalami masa perdamaian dan kemakmuran. Namun, pada permulaan abad ke-5 spanyol diserang oleh bangsa visigot yang dating dari arah utara dengan melintasi pegunungan pyrence. Dengan mudah bangsa visigot dapat menaklukkan bangsa spanyol.
Pada awal abad ke-8, yakni pada tahun 711 M, pasukan islam bersama dengan orang berber atau moor dari maroko menyerang bangsa visigot dan menaklukkan sebagian besar wilayah spanyol. Kaum muslimin memperoleh kekuasaan mereka dispanyol bagian selatan.
Dibawah pemerintahan islam, spanyol mengalami kemajuan besar diberbagai bidang. Pengolahan produk pertanian seperti buah jeruk, semangka, padi, dan tebu mulai diperkenalkan menjadi usaha utama penduduk. Pertambangan juga dikembangkan menjadi usaha utama penduduk. Suatu hal yang paling penting pada masa itu ialah dikembangkannya kegiatan intelektual. Kota-kota besar mulai dibangun dan kemudian menjadi pusat kegiatan intelektual dan pusat penyebaran ilmu pengetahuan serta kemajuan peradaban selama lima abad. Contoh kota-kota besar dispanyol yang menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan adalah Cordoba, Seville, Toledo, dan Granada.
Para ilmuwan muslim telah memberikan sumbangan yang besar kepada dunia barat melalui perkembangan peradaban islam yang berkembang di spanyol (Hodgson, 1986; Lapidus, 1991; dan Soemodimedjo & Poedjiadi, 2000). Inilah warisan islam yang penting kepada spanyol sebelum kekuasaan islam diwilayah tersebut hilang ditelan zaman. Yaitu ketika abad ke-11 hingga abad ke-15 M, dimana terjadi peperangan sehingga kekuasaan islam menjadi makin berkurang.
 Tidak hanya itu, pusat peradaban islam di bagian timur, yaitu di Baghdad juga luluh lantak diserang oleh tentara Mongol pada abad ke-13 M. perpecahan internal dan lemahnya kekuasaan pusat menjadi penyebab runtuhnya kekuasaan khalifah Abbassiyah yang telah dibangun sejak abad ke-8. Bersamaan dengan keroposnya rejim dinasti Abbassiyah, muncul juga keyakinan dan pemikiran bahwa “pintu ijtihad sudah ditutup”, dengan begini maka tertutup pula bagi gagasan pembaharuan dan keativitas dalam intelektualislme islam.
Mundurnya kekuasaan islam ini memunculkan jalan baru bagi intelektual muslim yang tidak  mengedepankan rasionalitas, melainkan “jalan sufi”, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Al-Ghazali pada abad ke-11 M. dengan jalan baru,  islam memang menjadi agama yang populer didunia sejak abad ke-13 hingga abad ke-19. Namun, dari sisi pemikiran yang bercorak rasional, logika, dan ilmiah, umat islam telah ketinggalan dari dunia barat yang telah kembali menemukan “jati diri” sejak zaman Ranaissance pada abad ke-15 M. (Surwita, 2005).
Meskipun ilmuwan islam tidak memiliki peranan lagi setelah kejatuhan pusat peradaban islam di Baghdad (timur) dan Cordoba (Barat), apa yang mereka sumbangkan pada masa-masa kejayaan muslim telah menjadi awal terciptanya kemajuan ilmu pengetahuan di dataran Eropa pada abad-abad selanjutnya. Bahkan, bangsa-bangsa barat bangkit untuk mengejar kemajuan dan kemoderenan serta menjajah hamper semua daerah afrika dan asia yang mana mayoritas penduduknya adalah Muslim. (Arnold, 1969)
ISLAM DAN PEMAKNAAN NILAI-NILAI RELIGIUSITAS DALAM IPA
            Dalam sejarah intelektual islam, perkembangan sains dan teknologi tidak bias dipisahkan dari konteks implementasi nilai-nilai religiusitas. Dalam hal ini ada dua kata kunci untuk memahami hubungan antara perkembangan sains dan teknologi dengan nilai-nilai religiusitas dalam islam, yaitu: tafakur dan tasykir.
Tafakur, dalam konteks IPA (ilmu pengetahuan alam), adalah berefleksi, berfikir tentang menemukan hukum-hukum alam. Sedangkan tasykir adalah memperoleh penguasaan atas alam dengan bantulan sains dan teknologi. Islam adalah keagungan dimana Al-Qur’an dengan perintah yang diulang berkali-kali, mengandung suruhan untuk ber-tafakur dan ber-tasykir dalam konteks untuk mengejar, menguasai, dan mengamalkan sains serta teknologi sebagai kewajiban atas masyarakat muslim. Umat islam juga telah mengenal kredo yang memadukan antara amal shaleh dengan sains dan teknologi, yaitu: “ilmu yang ‘amaliyah dan amal yang ilmiah”
Abdus salam adalah ilmuwan muslim pada tahun 1960-an, beserta Weinberg dan Glashow, mengembangkan “teori medan gabungan” (unfied field theory), yaitu suatu teori yang menyatakan bahwa semua gaya yang ada didunia bermula dari satu single force (kekuatan tunggal). Abdus salam adalah sosok musli sejati pada abad ke-20 M yang telah membuktikan bagaimana harmonisasi antara islam sebagai sumber keyakinan dan inspirasi dengan IPA (Ilmu  Pengetahuan Alam) sebagai hasil fikir dan eksperimen umat manusia. Bagaimana sesungguhnya hubungan antara islam sebagai agama dengan IPA dan teknologi sebagai buah kratifitas pikiran dan praktek umat manusia, dalam hal ini paling tidak ada 5 (lima) pendekatan yang dapat dikedepankan sebagai berikut :
1.      Bahwa islam sesungguhnya adalah agama yang sangat mendorong, membangkitkan, merangsang, dan mengilhami penemuan IPA dan teknologi.
2.      Dalam Perspektif sejarah, islam juga telah begitu banyak memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.      Ada hubungan erat antara falsafi, islam, dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Islam tidak hanya memberikan landasan aksiologis, tetapi juga sampai pada estimologi dan ontology dalam sains dan teknologi.
4.      Ada bentuk IPTEK yang islami atau justru IPTEK merupakan hasil ikhtiar dan ibadah manusia dengan islam sebagai sumber nilai dan inspirasi bagi umat manusia, bagi kemajuan, kesejahteraan, dan keselamatan baik didunia maupun di akhirat.
5.      Islam dan IPTEK merupakan dua hal yang sangat harmonis dan akan saling mendukung untuk terus berkembang pada setiap episod sejarah kehidupan manusia.

Tujuan pengembangan IPTEK menurut versi ilmuwan adalah Ilmu itu mempelajari gejala alam apa adanya dengan tujuan agar manusia dapat mengungkapkan rahasia alam dan menciptakan peralatan untuk mengontrol gejala-gejala alam tersebut sesuai dengan hokum alam (sunnatullah). Teknologi sendiri adalah penerapan pengetahua ilmiah dalam bentuk peralatan yang membantu manusia untuk memecahkan masalah kehidupan yang bersifat praktis.
Islam, dengan kitab suci al-qur’an, sesungguhnya memberikan etika dan tujuan pengembangan IPTEK yang secara sistematis dapat dibagi dua. Pertama, untuk memantu manusia mendekatkandiri kepada Allah SWT; dan kedua, untuk membantu manusia menjalankan tugas kekhalifahan nya di muka bumi ini.
Beberapa ayat suci al-qur’an yang dapat dijadikan sebagai contoh bahwa islam mampu memberikan nilai dan motivasi dalam pengembangan dan penguasaan IPTEK, antara lain firman Allah dalam surat al-jatsiyah sebagai berikut:
“sungguh dilangit dan dibumi ada tanda-tanda  (kekuasaan Tuhan) bagi orang-orang yang beriman”. (QS, 45; 3).
“pada dirimu yang Ia ciptakan, dan pada binatang yang Ia tebarkan, napak pula tanda-tanda (kekuasaan) bagi orang yang punya keyakinan”, (QS, 45; 4)
“Pun pada malam yang silih berganti dengan siang, dan rezeki yang Allah turunkan dari langit, kemudian Ia hidupkan bumi dengannya sesudah mati, dan pada perkisaran angin, Nampak tanda-tanda (kekuasaan Tuhan) bagi orang yang menggunakan akal fikiran”. (QS, 45; 5).
Pada terjemahan ayat-ayat yang kita kutipkan diatas dinyataka bahwa sesunguhnya kemanapun kita palingkan wajah kita, tanda-tanda kebesaran Allah SWT akan kita temukan. Coba kita simak makna sebagian ayat ketiga surat Al-Jatsiyah diatas, maka dengan serta merta kita dapat mengerti betapa akal pikiran dapat membuat kita bersimpuh dan berlutut seraya mengatakan bahwa dilangit dan dibumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Tuhan.
Umumnya, orang yang beriman yang membaca ayat tersebut akan berpikir atau berimajinasi tentang langit biru dan matahari yang dilihatnya disiang hari, serta bulan yang bercahaya dan bintang yang gemerlapan yang dapat disaksikan dimalam hari. Tetapi, pikiran dan imajinasi seseorang yang memiliki ilmu yang cukup dalam bidang kosmologi dan astronomi akan menerobos dan menembus jauh ke kedalaman samudra luar angkasa dengan segala yang ada didalam nya. Orang yang berilmu tadi tentunya akan memikirkan betapa luasanya alam ciptaan tuhan dan betapa banyaknya isi yang ada didalamnya.. dan semuanya ini membuatnya ber-tafakur Dan ber-tasykir  serta bersujud menyadari kemaha besaran Allah SWT.
Sebagaimana diketahui bahwa pada bulan November 1989, para ilmuan denga perangkat teknologi mereka berhasil mengintip quasar yang jauhnya 14 milyar tahun cahaya dari bumi, tempat kita bermukim (kompas, 26/11/1989). Membaca berita ini akan membuat seorang ilmuwan yang beriman mengucap “Allahu Akbar” atau Allah maha besar dengan sanubari bergetar. Betapa tidak, berita ini mampu menyadarkan betapa luasnya langit dibalik awan yang bergerak diatas kita ini.
Sebagaimana diketahui pula bahwa satu detik cahaya sama dengan 300,000 (tepatnya 270,000) kilometer, itu berarti bahwa satu menit cahaya, jauhnya sama dengan 18,000,000 kilometer. Satu tahun cahaya sendiri berarti sama dengan 10 trilyun atau lebih tepatnya 9,460,000,000 kilometer. Jadi, quasar yang baru saja ditemukan itu berjarak 140 trilyun dari bumi atau140,000,000,000,000,000,000,000,000 kilometer dari bumi. Menurut Edwin Hubble, universum yang terobservasi ini memperbesar atau berekspansi terus (Chown & gribbin, 1986).
Bandingkanlah luas universum yang terobservasi oleh manusia itu dengan bumi kita yang lingkaran equatorialnya hanya 40,075 kilometer saja (WBIF, 1986).Dengan pengetahuan tentang betapa maha luasnya universum kita, maka seorang manusia bahkan yang jadi presiden sekalipun akan patuh untuk bersujud dan memproklamirkan kebesaran Allah SWT dan menyatakan kekecilan dirinya di hadapan tuhan yang maha kuasa. Jangankan Negara yang di kuasainya, bumi yang di huninya pun tak ubahnya bgai setetes air di samudera yang teramat luas; atau meminjam istilah cari sagan,”bumi kita ini bagaiakan sebintik debu yang beterbangan di pagi hari” (di kutip dalam WBIF, 1987).
KESIMPULAN
Islam adalah agama yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam hal pengkajian berbagai fenomena alam. Beberaapa ilmuwan muslim yang telah mengukir namanya dalam sejarah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), sepertijabir ibnu hayyandan Al-kindi, adalah merupakan bukti tentang bagaiamana islam sebagai agama islam sebagai agama universal yang sangat hirau dengan pengembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman.
Manusia sebagai ciptaan tuhan dengan kesempurnaan akal pikiran nya, didalam ajaran islam, dianjurkan untuk membaca ayat-ayat yang tersirat lewat fenomena dan keteraturan alam. Dalam kajian-kajian nya yang kemudian menjadi IPA dan terderivasikan dalam wujud teknologi, kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan sejahtera.
Agama islam adalah agama keselamatan, Tuhan tidak memaksakan seseorang untuk beragama islam atau tidak sama sekali. Agama islam telah memberi pilihan dan panduan kepada manusia tentang jalan hidup yang akan dilaluinya. Dengan ilmu pengetahuan, manusia akan lebih bijaksana dalam menentukan pilihan-pilihan hidup : “Hidup denga pengembangan ilmu atau tidak, Hidup dengan ajaran islam atau tidak, dan hidup dengan pengembangan ilmu ilmu yang didasari ajaran islam atau tidak”
Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa “Ilmu tanpa iman bencana, iman tanpa ilmu gelap”. Dengan demikian harus dilakukan pengkajian fenomena alam dalam rangka pengembangan IPA dalam konteks mempertebal iman, takwa, dan sikap rohaniyah kepada tuhan dengan berpijak kepada sejarah bagaimana kejayaan islam dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan sejak zaman pertengahan hingga sekarang adalah kesinambungan dan perubahan.

#untuk informasi lebih lanjut silahkan kirim pertanyaan anda melalui kolom komentar atau kirim ke email syifashakina27@gml.com

  



No comments:

Post a Comment

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN

PROGRAM PELATIHAN KEPEMIMPINAN “DAARUL KHILAFAH” BERDASARKAN SURAT AL-BAQARAH AYAT : 30 , TENTANG KEPEMIMPINAN DAN KAITANNYA DENGAN KEMAJUAN BANGSA.

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah             Setiap manusia diberi tugas oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah di muk...

POSTINGAN TERPOPULER