HUBUNGAN ISLAM DENGAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM DALAM PERSPEKTIF SEJARAH
Paduan antara Islam dan Ilmu Pengtahuan Alam (IPA) adalah sebuah
keharusan atau kewajiban agar hidup ini tetap harmonis dan bahagia, jika agama
dan ilmu pengetahuan ini dipisahkan akan menyebabkan sebuah masalah bahkan akan
menjadi bencana, berkembangnya IPA adalah tanda bahwa manusia adalah makhluk
paling sempurna dengan akalnya dan inilah yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya, dengan IPA ini maka munculah
teknologi yang berfungsi sebagai alat, sarana dan metode, yang sangat membantu
manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi. Dengan teknologi
maka manusia dan makhluk hidup lain tetap bertahan hidup, meskipun bumi tidak
akan bertambah ukuran dan volumenya, tetapi makhluk hidup terutama manusia aka
bertambah , dengan teknologi semua masalah ini teratasi.
SIGNIFIKASI SAINS DAN TEKNOLOGI
Ilmu Pengetahuan dan agama sudah seharusnya saling melengkapi satu sama
lain. Agama akan menjadi etika dan pembimbing dalam kehidupan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi karena ilmu pengetahuan itu sendiri tidak bisa
memberikan kita bimbingan untuk apa dan akan berbuat apa kita dengan teknologi,
jika mungkin ilmu pengetahuan dapat menjelaskan kita berbuat apa , tetapi tidak
bisa menjelaskan mana yang baik dan buruk untuk dilakukan.
Bimbingan agama Islam sangat dibutuhkan dalam era Bio-teknologi,
kajian agama sangant diperlukan, karena Bio-teknologi akan sangant sesat tanpa
bimbingan agama, seperti adanya bang sperma, peminjaman rahim wanita yang sudah
menjadi rahasia umum di bidang itu. Dan saat ini menurut para Ahli dan
Futurolog ( ahli ilmu masa depan ) bahwa agama, teknologi dan ilmu pengetahuan
akan sangat berperan besar dimasa depan. Kita harus belajar dari sejarah sains
modern diamana ada perpecahan antara ilmuwan dan agamawan, dan menganggap
kajian keagamaan tidak ilmiah.
Pada abad ke-20 ada hubungan harmonis antara agamawan dan ilmuwan,
dengan penemuan sebuah atom yang tak kasat mata sama sekali, tetapi para ilmuwan
harus percaya pada atom yang tak kasat
mata itu, dari sini para ilmuwan mempercayai hal yang tidak bisaa dilihat panca
indra. Munculah sebuah gerakan para saintis yang religious dan ini merupakan
sebuah kebudayaan. Dan sebuah kebudayaan akan mempengaruhi mayarakat dimana ia
berada dan dikembangkan.
IPTEK adalah hal yang tak akan dan tak bisa terlepas dari manusia,
semua unsur kehidupan manusia melibatkan IPTEK, dari mulai pakaian yang kita
pakai, makanan yang kita makan, buku,
kertas, pulpen, dan semua unsur kehidupan melibatkan IPTEK. Dengan kata lain
IPTEK ada dimana-dimana, ada tiap kurun waktu, dan hadir di semua ruang.
SUMBANGAN ILMUWAN MUSLIM TERHADAP
PERKEMBANGAN IPA
Ilmuwan Muslim sangat berjasa dalam pengembangan Ilmu pengetahuan
terutama dalam bidang kimia. Dengan mempelajari alkimia yang berasal dari
yunani maupun dari mesir, tetapi mereka sangat menentang alkimia para yunani
karena alkimia bersifat untung-untungan (spekulatif) dan mistik. Maka dari itu
para Ilmuwan muslim menentang hal itu dengan melakukan banyak eksperimen yang
menghasilka banyak material baru yaitu: asam, basa, alkohol, natrium hidroksida
(basa) dan garam. Dan kata alkali sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya
abu tumbuhan. Eksperimen itu adalah: destilasi, sublimasi, kristalisasi,
oksidasi, dan presitipasi. Mereka pun membuat beberapa senyawa dalam jumlah
besar , untuk keperluan ilmiah dan pengobatan. Senyawa mineral yang telah
disintetis antara lain besi sulfat, merkuri sulfide, merkuri oksida, tembaga
sulfat, tembaga sulfide, natrium bikarbonat, dan kalium sulfide.
Para Ilmuwan Muslim telah mengenal cara memperoleh tembaga murni,
dengan cara mengalirkan larutan tembaga sulfat pada potongan besi, dan ini
merupakan penemuan dalam elektrokimia. Dan penemuan berkaratnya logam biasa
bila kena udara yang lembab adalah suatu penemuan yang sangat berharga. Selain
dalam bidang kimia para ilmuan juga berperan dalam bidang teknologi kimia.
Mereka menyempurnakan pembuatan gelas, pembuatan baja untuk pedang yang
dilakukan di Damaskus dan Spanyol, dan pembuatan kertas pada abad ke- 9M.
Para Ilmuan telah membuka cakrawala peradaban manusia pada abad
pertengahan, yaitu dengan penemuan kertas yang dibuat dari kapas, karena masih
langkanya kayu di wilayah Timur Tengah. Pada awalnya kertas itu telah ditemukan
oleh bangsa cina yang berbahan dasar sutra dengan proses yang sangat rumit.
Para Ilmuan membuat kertas dengan proses kimia dalam jumlah besar, dan telah
dibuat jutaan buku. Yang pada akhirnya teknologi pembuatan kertas ini dipelajari
dan dikembangkan oleh para Ilmuwan Eropa. Pada tahun 906 Cina mengembangkan
bahan peledak pada akhir dinasti thang, yang bebahan saltpeter atau
kalium nitrat yang telah mereka temukan. Pada tahun 870 Arab telah mengmbangkan
saltpeter lalu membuat bahan peledak dengan tambahan belerang, karbon
dan bahan kimia lainnya. Abad ke- 10M Arab menemukan nitrogliserin
sebagai bahan peledak. Abad ke-13, Roger Bacon seprang ahli kimia eropa
memperkenalkan bahan peledak ini pada eropa, lalu mereka mengembangkannya.
Destilasi adalah warisan dari para Ilmuan Muslim, mereka berhasil
menghasilkan berbagai macam bahan kimia dalam keadaan murni. Destilasi terhadap
hasil fermentasi gula dan pati, dapat membuat alkohol, yang dalam bahasa arab
al-quhul. Dan zat kimia yang lain yang diperoleh adalah asam cuka, minyak
lemon, minyak mawar, asam sulfat, dan aldehid. Dengan ini Ilmuan Islam
mempelopori perkembangan Ilmu Kimia dan Teknologi Kimia, mereka adalah Jabir
Ibnu Hayyan, Al-Kindi, dan Ar-Razi.
Jabir Ibnu Hayyan lahir pada tahun 721 dan meninggal pada tahun
815. Dia akrab dipanggil “Geber” di Eropa. Ia boleh dikatakan telah merintis
empirisme sebagai metode Ilmiah. Dia mendirikan sebuah laboratorium untuk
melakukan eksperimennya, karena menurutnya eksperimen adalah hal yang sangat
penting dalam kimia. Menurutnya, nilai ilmu kimia ditentukan oleh apa yang
telah diuji dan di buktikan kebenarannya melalui eksperimen. Tanpa eksperimen
kimia tidak ada artinya. Dia adalah ahli dalam bidang astronomi, matematika, logika,
botani, farmakologi, dan kedokteran. Dia memiliki julukan “Bapak Kimia Islam”,
dan orang yang pertamakali mendirikan laboratorium. Menurut Jabir Ibnu hayan
sebuah materi terdiri dari muatan petir dan api. Partikel yang tak dapat
dibagi. Yang sekarng dikenal dengan muatan listrik yang terdapat pada inti
atom.
Ada 500 buah karya Jabir Ibnu Hayyan, baik itu berupa buku maupun
risalah,yang berada di perpustakaan paris di prancis dan berlin di Jerman. Buku
yang terkenal tentang Komposis Kimia yang masih digunakan sampai abad
ke-18 M. pada abad ke-13 hingga abad ke-14 karyanya diterjemahkan kebahasa
latin, dan ini yang mempelopori berkembanngnya ilmu pengetahuan sampai sebeum
masa renaissance di Barat.
Al-Kindi, Ilmuwan yang lahir pada tahun 809 ketika ayahnya sebagai
gubernur di Kufah. Sejak kecil dia memiliki minat dan ketekunan dalam ilmu
pengetahuan, dia pindah ke kota Basra yang didirikan Khalifah Umar Bin khatab
pada tahun 638 terletak di wilayah sungai Tigris dan Eufrat untuk menuntut
ilmu. Lalu dia pindah ke kota Bagdad untuk menyelesaikan belajarnya.
Al-Kindi merupakan ahli ilmu pengetahuan alam dan filusuf. Yang
karyanya meliputi astronomi, meteorology, kedokteran, geometri, matematika, dan
logika. Dia menentang alkimia orang yunani. Dia juga menguasai cara-cara
pemurnian suatu zat seperti destilasi, sublimasi, pengendapan, dan pelarutan.
MENURUNNYA KEGIATAN INTELEKTUAL
ISLAM
Sebelum kekuasaan pemerintahan islam sampai ke spanyol, wilayah ini
diperintah oleh bangsa romawi sejak sekitar tahun 200 m hingga tahun 500 m.
dibawah pemerintahan kerajaan romawi, spanyol mengalami masa perdamaian dan
kemakmuran. Namun, pada permulaan abad ke-5 spanyol diserang oleh bangsa
visigot yang dating dari arah utara dengan melintasi pegunungan pyrence. Dengan
mudah bangsa visigot dapat menaklukkan bangsa spanyol.
Pada awal abad ke-8, yakni pada tahun 711 M, pasukan islam bersama
dengan orang berber atau moor dari maroko menyerang bangsa visigot dan
menaklukkan sebagian besar wilayah spanyol. Kaum muslimin memperoleh kekuasaan
mereka dispanyol bagian selatan.
Dibawah pemerintahan islam, spanyol mengalami kemajuan besar
diberbagai bidang. Pengolahan produk pertanian seperti buah jeruk, semangka,
padi, dan tebu mulai diperkenalkan menjadi usaha utama penduduk. Pertambangan
juga dikembangkan menjadi usaha utama penduduk. Suatu hal yang paling penting
pada masa itu ialah dikembangkannya kegiatan intelektual. Kota-kota besar mulai
dibangun dan kemudian menjadi pusat kegiatan intelektual dan pusat penyebaran
ilmu pengetahuan serta kemajuan peradaban selama lima abad. Contoh kota-kota
besar dispanyol yang menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan adalah Cordoba,
Seville, Toledo, dan Granada.
Para ilmuwan muslim telah memberikan sumbangan yang besar kepada
dunia barat melalui perkembangan peradaban islam yang berkembang di spanyol
(Hodgson, 1986; Lapidus, 1991; dan Soemodimedjo & Poedjiadi, 2000). Inilah
warisan islam yang penting kepada spanyol sebelum kekuasaan islam diwilayah
tersebut hilang ditelan zaman. Yaitu ketika abad ke-11 hingga abad ke-15 M,
dimana terjadi peperangan sehingga kekuasaan islam menjadi makin berkurang.
Tidak hanya itu, pusat
peradaban islam di bagian timur, yaitu di Baghdad juga luluh lantak diserang
oleh tentara Mongol pada abad ke-13 M. perpecahan internal dan lemahnya
kekuasaan pusat menjadi penyebab runtuhnya kekuasaan khalifah Abbassiyah yang
telah dibangun sejak abad ke-8. Bersamaan dengan keroposnya rejim dinasti
Abbassiyah, muncul juga keyakinan dan pemikiran bahwa “pintu ijtihad sudah
ditutup”, dengan begini maka tertutup pula bagi gagasan pembaharuan dan
keativitas dalam intelektualislme islam.
Mundurnya kekuasaan islam ini memunculkan jalan baru bagi
intelektual muslim yang tidak
mengedepankan rasionalitas, melainkan “jalan sufi”, sebagaimana yang
telah dikemukakan oleh Al-Ghazali pada abad ke-11 M. dengan jalan baru, islam memang menjadi agama yang populer
didunia sejak abad ke-13 hingga abad ke-19. Namun, dari sisi pemikiran yang
bercorak rasional, logika, dan ilmiah, umat islam telah ketinggalan dari dunia
barat yang telah kembali menemukan “jati diri” sejak zaman Ranaissance pada
abad ke-15 M. (Surwita, 2005).
Meskipun ilmuwan islam tidak memiliki peranan lagi setelah
kejatuhan pusat peradaban islam di Baghdad (timur) dan Cordoba (Barat), apa
yang mereka sumbangkan pada masa-masa kejayaan muslim telah menjadi awal
terciptanya kemajuan ilmu pengetahuan di dataran Eropa pada abad-abad
selanjutnya. Bahkan, bangsa-bangsa barat bangkit untuk mengejar kemajuan dan
kemoderenan serta menjajah hamper semua daerah afrika dan asia yang mana
mayoritas penduduknya adalah Muslim. (Arnold, 1969)
ISLAM DAN PEMAKNAAN NILAI-NILAI
RELIGIUSITAS DALAM IPA
Dalam sejarah
intelektual islam, perkembangan sains dan teknologi tidak bias dipisahkan dari
konteks implementasi nilai-nilai religiusitas. Dalam hal ini ada dua kata kunci
untuk memahami hubungan antara perkembangan sains dan teknologi dengan
nilai-nilai religiusitas dalam islam, yaitu: tafakur dan tasykir.
Tafakur, dalam konteks IPA (ilmu pengetahuan alam), adalah
berefleksi, berfikir tentang menemukan hukum-hukum alam. Sedangkan tasykir
adalah memperoleh penguasaan atas alam dengan bantulan sains dan teknologi.
Islam adalah keagungan dimana Al-Qur’an dengan perintah yang diulang
berkali-kali, mengandung suruhan untuk ber-tafakur dan ber-tasykir dalam
konteks untuk mengejar, menguasai, dan mengamalkan sains serta teknologi
sebagai kewajiban atas masyarakat muslim. Umat islam juga telah mengenal kredo
yang memadukan antara amal shaleh dengan sains dan teknologi, yaitu: “ilmu yang
‘amaliyah dan amal yang ilmiah”
Abdus salam adalah ilmuwan muslim pada tahun 1960-an, beserta
Weinberg dan Glashow, mengembangkan “teori medan gabungan” (unfied field
theory), yaitu suatu teori yang menyatakan bahwa semua gaya yang ada didunia
bermula dari satu single force (kekuatan tunggal). Abdus salam adalah sosok
musli sejati pada abad ke-20 M yang telah membuktikan bagaimana harmonisasi
antara islam sebagai sumber keyakinan dan inspirasi dengan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai hasil fikir dan
eksperimen umat manusia. Bagaimana sesungguhnya hubungan antara islam sebagai
agama dengan IPA dan teknologi sebagai buah kratifitas pikiran dan praktek umat
manusia, dalam hal ini paling tidak ada 5 (lima) pendekatan yang dapat
dikedepankan sebagai berikut :
1.
Bahwa
islam sesungguhnya adalah agama yang sangat mendorong, membangkitkan, merangsang,
dan mengilhami penemuan IPA dan teknologi.
2.
Dalam
Perspektif sejarah, islam juga telah begitu banyak memberikan sumbangan yang
sangat berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.
Ada
hubungan erat antara falsafi, islam, dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi). Islam tidak hanya memberikan landasan aksiologis, tetapi juga
sampai pada estimologi dan ontology dalam sains dan teknologi.
4.
Ada
bentuk IPTEK yang islami atau justru IPTEK merupakan hasil ikhtiar dan ibadah
manusia dengan islam sebagai sumber nilai dan inspirasi bagi umat manusia, bagi
kemajuan, kesejahteraan, dan keselamatan baik didunia maupun di akhirat.
5.
Islam
dan IPTEK merupakan dua hal yang sangat harmonis dan akan saling mendukung
untuk terus berkembang pada setiap episod sejarah kehidupan manusia.
Tujuan pengembangan IPTEK menurut versi ilmuwan adalah Ilmu itu
mempelajari gejala alam apa adanya dengan tujuan agar manusia dapat
mengungkapkan rahasia alam dan menciptakan peralatan untuk mengontrol
gejala-gejala alam tersebut sesuai dengan hokum alam (sunnatullah). Teknologi
sendiri adalah penerapan pengetahua ilmiah dalam bentuk peralatan yang membantu
manusia untuk memecahkan masalah kehidupan yang bersifat praktis.
Islam, dengan kitab suci al-qur’an, sesungguhnya memberikan etika
dan tujuan pengembangan IPTEK yang secara sistematis dapat dibagi dua. Pertama,
untuk memantu manusia mendekatkandiri kepada Allah SWT; dan kedua, untuk
membantu manusia menjalankan tugas kekhalifahan nya di muka bumi ini.
Beberapa ayat suci al-qur’an yang dapat dijadikan sebagai contoh
bahwa islam mampu memberikan nilai dan motivasi dalam pengembangan dan
penguasaan IPTEK, antara lain firman Allah dalam surat al-jatsiyah sebagai
berikut:
“sungguh dilangit dan dibumi ada tanda-tanda (kekuasaan Tuhan) bagi orang-orang yang
beriman”. (QS, 45; 3).
“pada dirimu yang Ia ciptakan, dan pada binatang yang Ia tebarkan,
napak pula tanda-tanda (kekuasaan) bagi orang yang punya keyakinan”, (QS, 45;
4)
“Pun pada malam yang silih berganti dengan siang, dan rezeki yang
Allah turunkan dari langit, kemudian Ia hidupkan bumi dengannya sesudah mati,
dan pada perkisaran angin, Nampak tanda-tanda (kekuasaan Tuhan) bagi orang yang
menggunakan akal fikiran”. (QS, 45; 5).
Pada terjemahan ayat-ayat yang kita kutipkan diatas dinyataka bahwa
sesunguhnya kemanapun kita palingkan wajah kita, tanda-tanda kebesaran Allah
SWT akan kita temukan. Coba kita simak makna sebagian ayat ketiga surat
Al-Jatsiyah diatas, maka dengan serta merta kita dapat mengerti betapa akal
pikiran dapat membuat kita bersimpuh dan berlutut seraya mengatakan bahwa
dilangit dan dibumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Tuhan.
Umumnya, orang yang beriman yang membaca ayat tersebut akan
berpikir atau berimajinasi tentang langit biru dan matahari yang dilihatnya
disiang hari, serta bulan yang bercahaya dan bintang yang gemerlapan yang dapat
disaksikan dimalam hari. Tetapi, pikiran dan imajinasi seseorang yang memiliki
ilmu yang cukup dalam bidang kosmologi dan astronomi akan menerobos dan
menembus jauh ke kedalaman samudra luar angkasa dengan segala yang ada didalam
nya. Orang yang berilmu tadi tentunya akan memikirkan betapa luasanya alam
ciptaan tuhan dan betapa banyaknya isi yang ada didalamnya.. dan semuanya ini
membuatnya ber-tafakur Dan ber-tasykir
serta bersujud menyadari kemaha besaran Allah SWT.
Sebagaimana diketahui bahwa pada bulan November 1989, para ilmuan
denga perangkat teknologi mereka berhasil mengintip quasar yang jauhnya 14
milyar tahun cahaya dari bumi, tempat kita bermukim (kompas, 26/11/1989). Membaca
berita ini akan membuat seorang ilmuwan yang beriman mengucap “Allahu Akbar”
atau Allah maha besar dengan sanubari bergetar. Betapa tidak, berita ini mampu
menyadarkan betapa luasnya langit dibalik awan yang bergerak diatas kita ini.
Sebagaimana diketahui pula bahwa satu detik cahaya sama dengan
300,000 (tepatnya 270,000) kilometer, itu berarti bahwa satu menit cahaya,
jauhnya sama dengan 18,000,000 kilometer. Satu tahun cahaya sendiri berarti
sama dengan 10 trilyun atau lebih tepatnya 9,460,000,000 kilometer. Jadi,
quasar yang baru saja ditemukan itu berjarak 140 trilyun dari bumi
atau140,000,000,000,000,000,000,000,000 kilometer dari bumi. Menurut Edwin
Hubble, universum yang terobservasi ini memperbesar atau berekspansi terus
(Chown & gribbin, 1986).
Bandingkanlah luas universum yang terobservasi oleh manusia itu
dengan bumi kita yang lingkaran equatorialnya hanya 40,075 kilometer saja
(WBIF, 1986).Dengan pengetahuan tentang betapa maha luasnya universum kita,
maka seorang manusia bahkan yang jadi presiden sekalipun akan patuh untuk
bersujud dan memproklamirkan kebesaran Allah SWT dan menyatakan kekecilan
dirinya di hadapan tuhan yang maha kuasa. Jangankan Negara yang di kuasainya,
bumi yang di huninya pun tak ubahnya bgai setetes air di samudera yang teramat
luas; atau meminjam istilah cari sagan,”bumi kita ini bagaiakan sebintik debu
yang beterbangan di pagi hari” (di kutip dalam WBIF, 1987).
KESIMPULAN
Islam adalah agama yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam
hal pengkajian berbagai fenomena alam. Beberaapa ilmuwan muslim yang telah
mengukir namanya dalam sejarah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), sepertijabir ibnu
hayyandan Al-kindi, adalah merupakan bukti tentang bagaiamana islam sebagai
agama islam sebagai agama universal yang sangat hirau dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dari zaman ke zaman.
Manusia sebagai ciptaan tuhan dengan kesempurnaan akal pikiran nya,
didalam ajaran islam, dianjurkan untuk membaca ayat-ayat yang tersirat lewat
fenomena dan keteraturan alam. Dalam kajian-kajian nya yang kemudian menjadi
IPA dan terderivasikan dalam wujud teknologi, kehidupan manusia menjadi lebih
mudah dan sejahtera.
Agama islam adalah agama keselamatan, Tuhan tidak memaksakan
seseorang untuk beragama islam atau tidak sama sekali. Agama islam telah memberi
pilihan dan panduan kepada manusia tentang jalan hidup yang akan dilaluinya.
Dengan ilmu pengetahuan, manusia akan lebih bijaksana dalam menentukan
pilihan-pilihan hidup : “Hidup denga pengembangan ilmu atau tidak, Hidup dengan
ajaran islam atau tidak, dan hidup dengan pengembangan ilmu ilmu yang didasari
ajaran islam atau tidak”
Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa “Ilmu tanpa iman bencana, iman
tanpa ilmu gelap”. Dengan demikian harus dilakukan pengkajian fenomena alam
dalam rangka pengembangan IPA dalam konteks mempertebal iman, takwa, dan sikap
rohaniyah kepada tuhan dengan berpijak kepada sejarah bagaimana kejayaan islam
dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan sejak zaman pertengahan
hingga sekarang adalah kesinambungan dan perubahan.
#untuk informasi lebih lanjut silahkan kirim pertanyaan anda melalui kolom komentar atau kirim ke email syifashakina27@gml.com
#untuk informasi lebih lanjut silahkan kirim pertanyaan anda melalui kolom komentar atau kirim ke email syifashakina27@gml.com
No comments:
Post a Comment