BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap manusia
diberi tugas oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Hal ini
sebagaimana tertera dalam ayat Al-qur’an surat Al-baqarah ayat : 30 yang
berbunyi :
"وَإذْ قَالَ ربُّكَ لِلْملائِكةِ إنِي
جاعِلٌ في الأَرْضِ خَليْفَة قالُو أَتجعَلُ فيْهَا مَنْ يُفسِدُ فيها وَيسفِكُ
الدِّماء ونحنُ نُسَبِّحُ بحمدِك ونُقَدِّسُ لَك قَال إنِي أَعلمُ مَا لاَ
تَعلمُون."
Yang artinya : dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat, “aku hendak menjadikan khalifah dibumi”. Mereka berkata, “apakah
engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah disana,
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?”, Dia berfirman,
“sungguh aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah : 30)
Menurut Bachtiar
Surin yang dikutip oleh Maman Ukas, Maksud dari Khalifah disini berarti
penghubung atau pemimpin yang diserahi amanah untuk menyampaikan atau memimpin
sesuatu. Alasan
manusia dijadikan pemimpin di muka bumi ini adalah Karena jika dibandingkan
dengan makhluk Allah yang lain, Manusia merupakan makhluk Allah yang paling
sempurna, manusia di anugerahi akal dan kemampuan untuk berfikir sehingga manusia
dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah
seharusnya manusia mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya
lingkungan, kehidupan social pun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa
pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Hal ini
bersangkutan dengan kemajuan suatu Negara. Dalam suatu urusan Negara, para
pemimpin (pemerintah) memiliki peranan penting dalam kemajuannya. Jika para
pemimpinnya saja tidak bertanggung jawab, lalu bagaimana dengan bawahannya?. Di
Indonesia sendiri masih sering terjadi kasus korupsi yang mana hal itu sangat
mempengaruhi perekonomian Negara. Dan Rendahnya perekonomian Negara menjadi
salah satu penyebab Negara tidak maju.
Contoh pada kasus korupsi
tersebut dapat kita lihat pada robohnya jembatan penghubung dari daerah A ke
daerah B. Dalam kasus ini, anggaran yang disediakan negara untuk membangun
jembatan tersebut ibarat kata sebesar 20 milyar rupiah. Penyediaan anggaran
terseut difungsikan agar jembatan mampu berdiri kokoh hingga 100 tahun. Namun,
oknum pembangun jembatan tersebut memangkas dana pengeluaran produksi hingga
setengahnya menjadi 10 milyar rupiah. Maka yang terjadi adalah bahan-bahan yang
digunakan dalam pembangunan jembatan tersebut pun berkurang kualitasnya.
Akhirnya jembatan tersebut hanya mampu bertahan selama kurang lebih 50 tahun.
Padahal jembatan dalam studi kasus tersebut digunakan masyarakat sebagai jalur
utama dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk hal ini, pemerintah
mengeluarkan anggaran dana perbaikan jembatan tersebut yang dikurangi dari dana
APBD yang sebenarnya dana tersebut untuk keperluan yang lain. Pembelokan
alokasi dana APBD tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi terhambat.
Karena dana yang harusnya dialokasikan untuk membangun suatu hal yang baru
digunakan untuk merenovasi pembangunan jembatan yang dananya telah diambil oleh
beberapa oknum koruptor.
Seorang koruptor
bukanlah orang yang berpendidikan rendah, dia hanya menyalahgunakan
kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. Akar dari masalah ini adalah karena kurangnya
motivasi terutama motivasi dari pendekatan agama. Motivasi orang untuk
berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi
ekstrinsik yaitu factor dorongan di luar diri orang tersebut yang mendorongnya
untuk berperilaku tertentu. Sedangkan motivasi intrinsic, daya dorong untuk
berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi
semacam ada kesadaran dan kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya
memperbaiki mutu kerjanya. Selain kurangnya motivasi, kurangnya islamisasi ilmu
pengetahuan juga menjadi akar masalahnya, sehingga yang menjadi tujuan hidupnya
adalah bahagia di dunia tanpa memikirkan akhirat. Akhirnya dia melakukan cara
apapun untuk menggapai tujuan nya tersebut, tanpa berfikir bahwa terdapat
ribuan orang yang terkena dampak negatif karena perbuatannya.
Selain korupsi
atau pemimpin yang tidak bertanggung jawab, penyebab lain yang menjadikan Negara
tidak maju adalah karena kurang nya SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas.
Di Indonesia ini memang ada beberapa orang yang berprestasi dan memiliki
kualitas tinggi seperti Sherly Annavita, founder Ruang Guru, berdit zanzablela,
Putri Tanjung, Tasya Kamila, Maudy
Ayunda dan masih banyak lagi. Namun, persentase jumlah mereka jika dibandingkan
dengan jumlah keseluruhan masyarakat Indonesia masih terbilang sangat kecil.
Hal ini dibuktikan dengan data bahwa Indonesia masih menjadi Negara berkembang yang
mana pendidikan nya masih terbilang rendah. Menurut Survei Political And
Economic Risk Consultan (PERC), kualitas pendidikan di indonesia berada
pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Dan
dikutip dari sindonews.com, Angka Pengangguran di Indonesia juga mencapai 7,05
Juta pada tahun 2019, yang mana jumlah pengangguran ini meningkat dari tahun
sebelumnya.
Artinya, pendidikan Indonesia berada pada urutan terakhir dan sumber daya
manusianya masih sangat rendah sehingga membutuhkan peningkatan.
Dengan berbagai
latar belakang masalah yang telah disebutkan, maka penulis berusaha untuk
membuat program kepemimpinan yang bernama “Daarul Khilafah” sebagai
solusi dari masalah tersebut. Walaupun sudah ada banyak program kepemimpinan di
Negara ini, penulis menawarkan program yang berbeda dari program lainnya. Pada
program ini, penulis akan berusaha mendidik dan menjadikan manusia yang lebih
kreatif dan berprestasi sebagai salah satu upaya meningkatkan sumber daya
manusia, karena manusia memang memiliki potensi untuk di didik. Penulis juga tidak
hanya focus untuk menciptakan pemimpin dari satu titik, namun penulis akan
membuat program kepemimpinan yang fokusnya ada pada 4 titik, yaitu pemimpin
yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri, pemimpin yang bertanggung jawab
atas keluarga, pemimpin yang bertanggung jawab atas masyarakat, dan pemimpin
yang bertanggung jawab atas alam semesta. Hal ini sebagaimana salah satu hadits
Rasulullah yang menjelaskan tentang kepemimpinan, yang berbunyi :
عن
عبد الله ابن عمر رضي الله عنهما أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلّم قال : كلّكم
راع و كلّكم مسئول عن راعيّته فلأمير الذي على النّاس راع وهو مسئول عنهم والرجل
راع على أهل بيته وهو مسئول عنهم والمرءة راعية على بيت زوجها وولدها وهي مسئول
عنهم والعبد راع على مال سيّده هو مسئول عنه ألا فكلّكم راع وكلّكم و مسئول عن
راعيته (متفق عليه )
Yang artinya : Dari Abdillah bin Umar R.A. sesungguhnya Rasulullah
SAW bersabda : “Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Kepala negara yang memimpin manusia
(masyarakat)nya, akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpin. Suami
itu pemimpin terhadap keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban
terhadap mereka . Istri adalah pemimpin atas rumah tangga, suami dan anaknya,
dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Hamba
sahaya adalah pemimpin atas harta tuannya dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap harta tuannya itu. Ketahuilah, setiap kamu itu
pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. (Muttafaqun ‘Alaih).
Dari hadits tersebut, tolak ukur menjadi pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang bertanggung jawab. Alasan mengapa penulis membuat program yang
dapat melahirkan pemimpin yang bertanggung jawab pada 4 titik focus tadi adalah
karena penulis yakin bahwa semuanya itu saling bersangkutan. Jika seseorang
tidak bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri bagaimana dia akan memimpin
yang lain?. Keluarga juga menjadi salah satu factor pembentuk karakteristik
seseorang. Oleh karena itu, pada program ini penulis berusaha menciptakan
pemimpin yang bertanggung jawab terhadap keluarganya termasuk dalam urusan
pendidikan sehingga lahirlah para pemimpin yang berkarakter islami dari
keluarga yang islami juga, yang tidak menjadikan dunia sebagai tujuannya.
Begitu juga dengan tanggungjawabnya terhadap masyarakat dan alam.
Pada program ini, Penulis juga memberikan materi dalam lingkup
islam sehingga para peserta program ini akan mendapatkan “Aslamatul Ma’rifah”
atau pengislamisasian ilmu pengetahuan. Karena tanpa islamisasi ilmu
pengetahuan, tidak menutup kemungkinan para pemimpin akan menjadikan dunia sebagai
tujuannya, dan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan. Jadi, Program
ini dibuat sebagai salah satu upaya untuk memajukan bangsa dengan menjadikan
para pemimpin yang bertanggung jawab dan berkarakter islami.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Hakikat Seorang Pemimpin?
2.
Apa
Saja Materi Yang Akan Diberikan Dalam Program Pelatihan Ini?
3.
Apa
Tujuan Diadakannya Pelatihan Ini Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat Luas.
4.
Apa
Saja Target Dari Pelatihan Daarul Khilafah Ini?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
Mengetahui Hakikat Seorang Pemimpin.
2.
Untuk
Mengetahui Materi Yang Akan Diberikan Dalam Pelatihan Ini.
3.
Untuk
Mengetahui Tujuan Diadakannya Pelatihan Ini Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
Luas.
4.
Untuk
Mengetahui Target Dari Pelatihan Daarul Khilafah Ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Pemimpin
Pada hakikatnya, seorang
pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan dan kekuasaan untuk mengerahkan serta
mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan tentu diperlukan seorang
pemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya
sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang
pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan
kepemimpinannya, karena apabila pemimpin tidak memiliki kemampuan untuk
memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara
maksimal.
Untuk menjadi
pemimpin yang baik, tentu tidak cukup hanya dengan menjadi pemimpin yang
bertanggung jawab. Seorang pemimpin juga harus menjadi contoh yang baik bagi
bawahannya.
Menurut G. R.
Terry, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1.
Tipe
kepemimpinan pribadi (personal leadership) Dalam system kepemimpinan
ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi.
Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh
pemimpin yang bersangkutan.
2.
Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal
leadership) Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui
bawahanbawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga
pengawasan.
3.
Tipe
kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership) Pemimpin otoriter
biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut
peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus
ditaati.
4.
Tipe
kepemimpinan demokratis (democratis leadership) Pemimpin yang demokratis
menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan
kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama.
Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam
segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian.
Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian
tujuan.
5.
Tipe
kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini
dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin
dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah
seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6.
Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious
leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di
mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa
menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul
pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut
menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.
B.
Materi-Materi Yang Akan Diberikan Dalam Pelatihan Daarul
Khilafah
Adapun materi-materi
yang akan diberikan dalam pelatihan ini adalah kajian mengenai bagaimana
menjadi pemimpin yang baik. Pertama kita akan memaparkan apa saja tugas tugas
seorang khalifah dan bagaimana cara pengaktualisasiannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Tugas-tugas kekhalifahan tersebut dikembangkan dalam bentuk tugas
kekhalifahan terhadap diri sendiri, tugas kekhalifahan dalam keluarga/rumah
tangga, tugas kekhalifahan dalam masyarakat dan tugas kekhalifahan terhadap
alam.
Tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri menyangkut tugas menuntut
ilmu pengetahuan, karena manusia adalah makhluk yang dapat dan harus dididik/diajar
serta mampu mendidik/mengajar, dan yang kedua adalah tugas menjaga dan
memelihara diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan bahaya terhadap
dirinya, termasuk menjaga kesehatan dan makanan yang halal. Selain itu,
menghiasi diri dengan akhlak yang mulia
beriman kepada Allah juga merupakan tugas kekhalifahan terhadap diri
sendiri.
Tugas kekhalifahan dalam rumah tangga menyangkut pembentukan rumah
tangga yang bahagia material dan spiritual, lahirbatin, dunia-akhirat. Selain
itu, tugasnya juga untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab atas
keluarganya, baik dalam segi pendidikan anaknya, perekonomian keluarga, maupun masa depan keluarganya. Keluarga
memiliki peran penting untuk membentuk karakter anak. Untuk memajukan bangsa, maka
kita bisa memulainya dengan menciptakan keluarga yang baik yang melahirkan
generasi penerus bangsa yang baik juga.
Sedangkan tugas kekhalifahan dalam masyarakat menyangkut tugas-tugas mewujudkan persatuan umat, tolong
menolong dalam kebaikan, menegakkan keadilan dalam masyarakat, dan bertangggang
jawan terhadap pelaksanaan amar makruf nahi mungkar. Seorang pemimpin dalam
kemasyarakatan harus mengutamakan kemaslahatan umat dengan tidak menjadi egois
dan hanya memikirkan dirinya sendiri.
Dan yang terakhir adalah tugas kekhalifahan terhadap alam yaitu
dengan mengelola alam supaya menghasilkan karya dan produk yang bermafaat bagi
kemaslahatan manusia, menghasilkan karya yang sesuai dengan kondisi alam,
jangan sampai menimbulkan kerusakan alam yang mengakibatkan malapetaka yang
merugikan, menciptakan budaya yang sesuai dengan nilai-nilai islam (rahmatan
lil alamin), sehingga mendorong manusia untuk secara konsisten mengabdi dan
mengagungkan Allah, Tuhan semesta alam. Dengan memanfaatkan alam sebaik
mungkin, Negara tidak perlu impor barang-barang dari luar negeri lagi sehingga
perekonomian Negara akan meningkat dan Negara akan menjadi lebih maju.
Setelah itu, kita akan menjelaskan contoh kepemimpinan yang baik
seperti kepemimpinan yang dilakukan oleh Top Model Uswatun Hasanah yang Allah
utus yaitu nabi kita Muhammad SAW, bagaimana cara beliau memimpin umatnya dan
sebagainya. setelah menjelaskan kepemimpinan rasulullah, kita juga akan
menyebutkan kepemimpinan seorang khalifah dan pemimpin-pemimpin teladan yang lain
didunia ini. Hal ini bertujuan agar para peserta pelatihan ini memiliki
motivasi dan semangat yang tinggi untuk menjadi pemimpin yang baik seperti para
pemimpin yang telah disebutkan tadi.
C.
Tujuan Diadakannya Pelatihan Ini Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
Luas.
Membuat sebuah program sudah pasti tidak terlepas dari tujuan
pembuatannya. Dalam hal ini, program Daarul Khilafah dilakukan dengan
bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia dan mencetak pemimpin muda
sebagai investasi masa depan bangsa yang lebih baik dan untuk memenuhi tugas
utama manusia untuk menjadi khalifah yang baik dimuka bumi ini.
Dalam hal ini juga diharapkan dapat menciptakan para pemimpin yang
berpendidikan dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Program ini juga dapat
membantu para pemuda untuk membentuk karakter yang bertanggung jawab, cerdas,
solideritas, tangguh dan berani untuk maju. Dan untuk menciptakan karakter
tersebut dibutuhkan adanya proses pembinaan dalam hal spiritual, mental, kepedulian, daya
saing, kekreatifitasan, serta kepribadian yang matang. Dan Tentunya hal ini
tidak akan pernah bisa terlepas dari pendidikan, karena bagaimanapun pendidikan
adalah asas utama segala sesuatu.
Adapun dampak bagi masyarakat luas adalah lingkungan masyarakat
akan menjadi lebih baik dan teratur dengan adanya pemuda-pemuda berjiwa
pemimpin yang bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungannya. Setidaknya,
para aktivis muda ini dapat menjadi uswatun hasanah dan mencontohkan
hal-hal baik kepada masyarakat serta mengajaknya untuk menjadi lebih baik juga.
D.
Target dan Kegiatan Pelatihan Daarul Khilafah.
Program
ini diperuntukkan bagi mahasiswa/I. Atau para pemuda yang berumur sekitar 17 –
23 tahun. Salah satu Alasannya adalah pada usia ini, seseorang sudah bisa
berfikir secara dewasa dan di usia ini juga merupakan usia yang mendekati
jenjang pernikahan dan mendekati seseorang untuk bekerja. Hal ini berdasarkan
UU tentang pernikahan yang mana usia minimal wanita untuk menikah adalah umur
19 tahun dan laki-laki 20 tahun. Dan
tentunya, orang-orang yang bekerja dikursi pemerintahan bukanlah orang yang
pendidikan nya rendah, setidaknya dia telah menempuh pendidikan sampai S1.
Jadi, para mahasiswi/a lah yang menjadi target untuk mengikuti pelatihan ini.
Target dalam program ini adalah 6
jati diri yang harus dimiliki setiap pesertanya yakni : menjadi mahasiswa/I
berpengetahuan luas, bertanggung jawab, uswatun hasanah, pendakwah
(Da’i), berintegritas islami, aktivis pergerakan bangsa.
Dalam program daarul khilafah ini, tentu memiliki
target-target yang ingin dicapai. Dan untuk memenuhi target tersebut maka
membutuhkan proses yang dituangkan dalam program hariannya. Adapun program
hariannya, diantaranya adalah melakukan subuh barokah (shalat tahajud dan subuh
berjama’ah, dzikir al-ma’tsurat bersama-sama, mengaji bersama, tahsin qur’an),
olahraga pagi bersama, dan magrib ceria (shalat berjama’ah, ngaji bersama,
sharing dan motivasi). Sedangkan kegiatan yang akan dilakukan selama pelatihan adalah
:
1.
Pelatihan
taekwondo (bela diri),
Seorang
pemimpim diharapkan Mempunyai kekuatan fisik sehingga mampu melaksanakan
tugas-tugasnya sebagai pemimpin, Menguasai ilmu pengetahuan yang luas,
mengetahui letak kekuatan dan kelemahan umat, sehingga dapat memimpinnya dengan
penuh bijaksana. Hal ini sebagaimana dalil Dalam surat Al-Baqarah ayat 247,
yang berbunyi :
Yang
artinya : Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah
mengangkat Thalut menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut
memerintah Kami, Padahal Kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan
daripadanya, sedang diapun dak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi
(mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan
menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Luas
pemberian-Nya lagi Maha mengetahui.
Dari
ayat ini dapat diambil pengertian bahwa seorang yang akan dijadikan pemimpin
itu hendaklah orang yang kuat dan berpengetahuan luas. Oleh karena itu,
kegiatan taekwondo (bela diri) ini menjadi salah satu upaya untuk menjadikan
pemimpin memiliki kekuatan fisik.
2.
Pelatihan
da’i (dakwah),
Seorang pemimpin harus
berani menyampaikan tujuan dan target dari kepemimpinannya tersebut didepan banyak
orang. Oleh karena itu pelatihan Da’I atau dakwah ini menjadi salah satu upaya
agar para pemimpin dapat menasihati bawahannya, mengajak kepada yang ma’ruf,
menyampaikan tujuan dan target kepada banyak orang dengan baik dan benar.
3.
Leadership
outbond dengan bertadabur alam,
Kegiatan
ini dilakukan agar para peserta dapat bersyukur dengan menikmati indah nya alam
yang Allah ciptakan sehingga akan tumbuh rasa kesadaran dalam diri mereka untuk
menjaga, memanfaatkan dan melestarikan alam tersebut dengan baik. Pada kegiatan
ini, peserta dituntut untuk berkreasi menciptakan sesuatu dengan memanfaatkan
alam. Misalnya membuat bando dari rumput, membuat tempat puntung rokok dari
tanah liat, membuat taman bunga, dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan sumber daya manusia dari kekreatifitasannya.
4.
Diskusi
penyusunan peta hidup,
Seorang pemimpin harus
mengetahui langkah-langkah yang akan dilakukannya untuk masa yang akan datang. Seorang
pemimpin keluarga harus bisa merencanakan masa depan keluarganya, bagaimana
mereka akan mendidik anak, bagaimana mengatur ekonomi keluarga dan sebagainya. Seorang
pemimpin juga harus memiliki program kerja yang jelas dan rencana strategis
yang harus diraihnya. Sebagaimana disebutkan dalam mahfudzot :
من
عرف بعد السفر استعدّ
Yang
artinya : “Barangsiapa yang mengetahui jauhnya perjalanan, maka bersiaplah”.
Oleh karena itu, kegiatan diskusi penyusunan peta hidup ini sangat penting
untuk mengetahui bagaimana cara menyusun masa depan yang baik dan benar.
5.
Kajian
islam kontemporer,
Untuk mengislamisasikan
ilmu pengetahuan, kita harus mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi
sesuai zamannya. Oleh karena itu kajian islam kontemporer ini juga menjadi
salah satu kegiatan yang penting untuk dijalani, sehingga para peserta memiliki
pengetahuan yang luas dan dapat mengetahui isu-isu keislaman yang sedang
terjadi serta dapat mengislamisasikan pengetahuan yang sudah diketahui
sebelumnya.
6.
Pelatihan
mengajar,
Pelatihan mengajar
disini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui bagaimana cara mengajar dengan
baik, karena setiap orang tua adalah pendidik, terutama ibu.
الأم مدرسة الأولى
dan seorang pemimpin
juga harus mempelajari bagaimana cara mengajari bawahannya dengan baik. Jadi,
kegiatan pelatihan mengajar ini dibuat untuk memenuhi tugas khalifah terhadap
keluarga dan masyarakat.
7.
Perlombaan-perlombaan.
Dalam kegiatan
ini, akan dibentuk beberapa kelompok untuk mengikuti seluruh perlombaan.
Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan daya saing yang tinggi dan ukhuwah
islamiyah antar kelompok. Karena salah satu penyebab rendahnya sumber daya
manusia adalah rendahnya daya saing. Global Talent Competitiveness Index
(GTCI) adalah pemeringkatan daya saing negara berdasarkan kemampuan atau
talenta sumber daya manusia yang dimiliki negara tersebut. Di ASEAN, Singapura
menempati peringkat pertama dengan skor 77,27 . Peringkat berikutnya disusul
oleh Malaysia (58,62), Brunei Darussalam (49,91), dan Filipina (40,94).
Sementara itu, Indonesia ada di posisi ke enam dengan skor sebesar 38,61. Oleh karena itu, kegiatan
perlombaan-perlombaan ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan daya
saing seseorang.
Selain
itu, Ukhuwah islamiyah juga penting dalam suatu kepemimpinan karena Orang-orang
mukmin itu terikat oleh tali keimanan yang membangkitkan rasa persaudaraan,
saling mengasihi dan saling menolong. Kesemuanya itu didorong oleh semangat sesama
kawan yang menjadikan mereka sebagai satu tubuh atau satu bangunan yang saling
menguatkan dalam menegakkan keadilan dan meninggikan kalimat Allah SWT. Sifat
mukmin yang seperti itu banyak dinyatakan oleh hadits-hadits Nabi Muhammad SAW
yang artinya: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi,
saling menyantuni dan saling membantu seper satu jasad, apabila salah satu
anggota menderita, seluruh anggota jasad itu merasakan demam (merasakan
sakitnya). (Riwayat al-Bukhari dan Muslimi dari Nu’man bin Basyir).
Melalui serangkaian proses pelatihan tersebut, diharapkan program
ini dapat menghasilkan manfaat bagi peserta yang mengikutinya dan juga seluruh
masyarakat luas pada umumnya. Aamiin. Wallahu a’lam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setiap manusia
dimuka bumi ini adalah pemimpin, dan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
bertanggung jawab dan dapat menjadi uswatun hasanah bagi banyak orang. Di
Indonesia sendiri terdapat masalah dalam suatu kepemimpinan (pemerintah) dan
rendahnya sumber daya manusia yang menjadikan Negara Indonesia hanya menjadi
Negara berkembang.
Solusi dari setiap
permasalahan tersebut adalah dengan dibuatnya program Daarul Khilafah dan
Aslamatul ma’rifah didalamnya. Dengan berbagai kegiatan yang semoga
dapat menjadi salah satu upaya untuk memajukan bangsa Indonesia, dan bermanfaat
bagi masyarakat luas pada umumnya. Karena Negara yang maju, membutuhkan
orang-orang yang bertanggung jawab dan orang yang dapat memberikan contoh yang
baik.